News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

IFEX 2019 Resmi Dibuka, Perbesar Peluang Pasar Industri Furnitur dan Peningkatan Daya Saing

Editor: Toni Bramantoro
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Usai membuka pameran IFEX 2019, Menteri Perindustrian Republik Indonesia, Airlangga Hartarto, berkeliling mengunjungi pameran.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pameran Indonesia International Furniture Expo (IFEX) 2019 secara resmi dibuka di JIEXpo Convention Centre and Theatre, Kemayoran, Senin (11/3/2019).

Pameran mebel dan kerajinan B2B (business to business) terbesar di Indonesia dan kawasan regional ini secara resmi dibuka oleh Menteri Perindustrian Republik Indonesia, Airlangga Hartarto, Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kementerian Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia, Victoria br Simanungkalit, didampingi Ketua Umum Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI), Soenoto, Perwakilan Manajemen Dyandra Promosindo, Daswar Marpaung, dan Perwakilan Manajemen Kompas Gramedia, Rikard Bagun.

Dalam sambutannya, Airlangga Hartarto menyatakan Indonesia memiliki modal besar untuk menjadi pemain utama industri furnitur, terutama melalui rotan.

“Kementerian Perindustrian telah membuka Pusat Inovasi Rotan Nasional (PIRnas) di Palu. Kami harap pusat riset ini bisa digunakan oleh industri untuk meningkatkan daya saing industri,” ungkap Airlangga Hartarto.

Ia mendorong HIMKI untuk memperluas pusat-pusat industri furnitur di luar Jawa.

Selain itu, Kemenperin juga mendorong peningkatan SDM melalui pembukaan politeknik khusus pengembangan furnitur di Kendal, Semarang, Jawa Tengah, yang merupakan bagian dari kawasan industri Jawa Tengah.

Dalam kurun dua tahun, kawasan industri ini telah berhasil menarik 50 investor dengan nilai investasi sebesar US$500 juta.

Sementara itu, Ketua Umum HIMKI menyatakan untuk memajukan industri furnitur Indonesia diperlukan kerjasama dengan negara lain misalnya dengan Cina yang saat ini menjadi eksportir utama furnitur di dunia dengan nilai ekspor mencapai lebih dari US$50 miliar. Nilai ekspor furnitur Indonesia sendiri saat ini baru mencapai US$2,5 miliar.

Ia optimis industri furnitur lokal bisa berkembang apabila potensi lokal bisa terus ditingkatkan. Pembukaan politeknik khusus furnitur di Kendal merupakan salah satu upaya mendukung pertumbuhan industri furnitur melalui penciptaan SDM yang berkualitas.

Dengan sistem pembelajaran yang menggabungkan antara pendidikan di kampus dengan praktik kerja di industri, politeknik ini diharapkan mampu menciptakan SDM yang berkompeten dan siap kerja untuk mendukung pertumbuhan industri furnitur dan kerajinan tanah air. Selain itu, politeknik ini juga didirikan dengan tujuan sebagai pusat inovasi teknologi dan pengembangan produk industri furnitur dan pengolahan kayu di dalam negeri.

Selain SDM, ketersediaan bahan baku juga menjadi bagian yang tidak kalah penting dalam mendukung pertumbuhan industri furnitur tanah air. Kementerian Perindustrian diharapkan bisa memfasilitasi pembentukan bahan baku untuk memenuhi kebutuhan bahan produksi industri furnitur dan kerajinan dalam negeri.

Untuk itu, Kementerian Perindustrian juga melakukan koordinasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk mencari jalan keluar terkait ketersediaan bahan baku. Koordinasi lintas kementerian sangat diperlukan untuk memacu pengembangan industri furnitur dan kerajinan di Indonesia.

Dukungan nyata pemerintah melalui lintas kementerian diharapkan mampu mendorong Indonesia menjadi pemain utama industri furnitur dunia.

“Kita memiliki banyak keunggulan dalam hal kekayaan budaya, bahan baku yang ramah lingkungan, keahlian perajin, desain yang unik dan lain-lain. Oleh karena itu kami di HIMKI optimis bahwa Indonesia bisa menjadi pemain penting industri furnitur dunia bahkan menjadi barometer perkembangan industri furnitur di Asia bahkan dunia,” jelas Soenoto.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini