TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) menjajal daerah-daerah dalam rangka meningkatkan investor syariah melalui pendekatan komunitas hingga hijabers. Sebab menurutnya lebih murah, cepat, dan fokus segmennya.
Sudah ada beberapa komunitas mulai dari kategori umum, pesantren, hingga ibu-ibu muda yang menyetujui kerja sama dalam rangka meningkatkan investasi berbasis syariah.
Pada kategori umum misalnya ada Masyarakat Ekonomi Syariah (MEI) yang bisa disasar. Kemudian kelompok mahasiswa dan akademisi Forum Silaturahmi Studi Ekonomi Islam (FOSSEI).
Lalu pesantren Lembaga Dakwah NU, kelompok pemuda dengan GP Ansor, dan yang terakhir dari kategori ibu-ibu dari Fattayat NU.
Kepala Divisi Pasar Modal Syariah, Irwan Abdalloh menjelaskan, “Rata-rata perbulan investor syariah baru 1.777 investor. Ke depannya akan semakin meningkat. Investasi Syariah sudah menyumbangkan kepada bursa terkait peningkatan jumlah investor sebanyak 38%,” jelasnya di BEI.
Baca: Ikuti Target OJK, BEI Harap Investor Syariah Tembus 65 Ribu di Tahun Ini
Kegiatan-kegiatan yang dibuat BEI ini kebanyakan dilaksanakan pada semester 2 tahun 2018. Rangkaian acaranya berupa edukasi, kemudian mengajak buka akun, lalu membuat workshop investasi Syariah.
Jika investor aktif transkasi selama tiga bulan, BEI memberikan insentif berupa suntikan modal yang tidak disebutkan detil oleh Irwan.
Tahun kemarin, BEI telah mendata persebaran data investor syariah di seluruh Indonesia. Peringkat pertama di 5 besar terbanyak ada di Jawa Timur 5.792 investor mengalahkan Aceh yang hanya 734 investor.
Menurut irwan, walau Aceh daerah berbasis Syariah, namun jika sudah berbicara cuan maka persepsinya akan berbeda. Selain itu juga karena anggota bursanya sedikit.