Dalam keadaan kepepet, biasanya orang akan cenderung abai saat pinjam uang online. Yang ada di pikiran hanyalah bagaimana cara mendapatkan bantuan dana pinjaman dengan mudah dan cepat. Apalagi kini mulai bermunculan aplikasi pinjaman online yang menawarkan pencairan instan namun memberikan bunga yang kelewat tinggi.
Pinjam uang online yang seharusnya bermanfaat dan membantu keuangan peminjamnya, malah menjerumuskan ke dalam masalah keuangan baru, bahkan menjerat mereka dalam lingkaran utang. Supaya kamu tak terjebak dalam masalah keuangan karena pinjam uang online, sebaiknya ketahui kesalahan yang sering dilakukan nasabah pinjaman online berikut ini mulai sekarang.
Tidak teliti memilih lembaga pinjaman online
Dari ratusan fintech yang menawarkan pinjaman online di Indonesia, tidak semuanya legal dan terdaftar secara resmi di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Ditambah lagi, belum semua orang tahu dan paham bahwa meminjam dari lembaga keuangan ilegal merupakan hal yang membahayakan. Selain mengenakan bunga selangit, bahkan hingga 1% - 3% per hari, fintech ilegal tersebut juga kerap melakukan penagihan secara tidak manusiawi.
Ada juga yang sudah mengetahui fakta tersebut namun masih melanjutkan pengajuan pinjaman saking butuhnya. Penyesalan pun datang belakangan setelah tagihan keluar. Bunga yang tak masuk akal membuat tagihan membengkak,debt collector mulai meneror karena tagihan yang tak kunjung dibayar. Tentu kamu tak mau mengalami hal ini kan?
Untuk itu, telitilah sebelum menjatuhkan pilihan pada sebuah fintech pinjaman. Pastikan bahwa fintech tersebut telah terdaftar di OJK, memiliki bunga yang masuk akal, dan melindungi data pribadi nasabah, seperti Kredivo misalnya. Kredivo merupakan aplikasi fintech yang menawarkan produk pinjaman dalam bentuk limit kredit mencapai Rp30.000.000. Limit tersebut kemudian bisa digunakan untuk belanja online & offline di merchant rekanan Kredivo, serta bisa dicairkan menjadi uang tunai. Bunganya paling rendah di pasaran, yaitu sebesar 2,95% per bulan.
Tidak mempertimbangkan kondisi keuangan pribadi
Tak sedikit orang yang kerap terlena akan pinjaman yang mereka dapatkan, tanpa mengingat bahwa ada kewajiban yang harus dibayar setelahnya. Banyak yang tak berpikir panjang bagaimana cara mengembalikan dana tersebut. Atau bahkan, uang gaji bulanan sudah habis untuk bayar angsuran pinjaman lain, tetapi tetap menambah beban utang baru lewat pinjam uang online ke fintech.
Akibatnya ketika jatuh tempo tiba, baru kelabakan cari dana tutupan sana sini untuk bayar pinjaman. Hal ini tentunya akan mengacaukan kondisi keuangan nasabah. Idealnya, jumlah utang seseorang tidak boleh lebih dari 30% dari penghasilan bulanan. Di atas itu, artinya keuangan mulai tidak sehat. Untuk itu, penting menghitung secara rinci seluruh pengeluaranmu, termasuk pengeluaran untuk membayar cicilan, sebelum mengambil utang baru.
Meminjam uang untuk membayar utang lainnya
Karena tidak berpikir panjang tadi, tak jarang, “solusi” yang terlintas adalah gali lubang tutup lubang. Habis pinjam ke fintech yang satu, kemudian pinjam lagi ke fintech yang lain untuk menutup pinjaman di fintech sebelumnya. Begitu seterusnya, sampai-sampai tanpa sadar, fintech yang digunakan sudah terlalu banyak dan beban utang serta denda semakin menumpuk.
Untuk menghindari kondisi ini, kalau kamu berminat pinjam uang online ke fintech, usahakan pilih satu fintech saja. Pilih fintech yang kredibel dengan fasilitas kredit paling lengkap. Misalnya Kredivo, yang limit kreditnya bisa digunakan untuk belanja cicilan di merchant online, beli pulsa, paket data token PLN, hingga tiket pesawat, dan bisa juga dicairkan jadi pinjaman tunai kapanpun sesuai kebutuhanmu.
Menggunakan uang pinjaman untuk kebutuhan sehari-hari
Kebutuhan yang terus bertambah serta biaya hidup yang kian mahal kerap tak berbanding lurus dengan penghasilan yang segitu-gitu saja. Karena hal ini, sebagian orang mengambil jalan pintas lewat pengajuan pinjaman demi memenuhi kebutuhan sehari-hari. Padahal, ini merupakan hal yang keliru karena kebutuhan sehari-hari sifatnya tak akan pernah habis. Apabila sumber dana untuk memenuhi kebutuhan tersebut berasal dari utang, yang ada justru muncul masalah keuangan baru. Solusinya, selain berhemat ketat, mau tidak mau harus coba cari pekerjaan atau usaha sampingan lain untuk tambah-tambah penghasilan. (*)