TRIBUNNEWS.COM, MUMBAI - Produsen mobil Korea Selatan, Hyundai Motor Co dan Kia Motors Corp bersama-sama akan menginvestasikan dana senilai US$ 300 juta dalam platform ride-hailing asal India yakni Ola.
Sebelumnya Hyundai juga telah memimpin putaran pendanaan sebesar Rs 100 crore dalam startup rental mobil Revv pada Agustus tahun lalu.
Lewat investasi ini, Hyundai, Kia dan Ola akan berkolaborasi untuk mengembangkan solusi transportasi, juga mengarap kendaraan listrik dan infrastruktur pendukungnya yang memang tengah dikembangkan oleh Hyundai dan Kia khusus untuk pasar India.
Kedua perusahaan memanfaatkan transportasi berbasis aplikasi untuk meningkatkan penjualan mobil listrik (EV) mereka. Sementara penjualan mobil listrik secara komersil belum diluncurkan.
"Kemitraan kami dengan Ola tentu akan mempercepat upaya kami untuk menjadi penyedia solusi mobilitas pintar," kata Euisun Chung, wakil ketua eksekutif Hyundai Motor Group.
Bagi Ola sendiri investasi ini menjadi salah satu dorongan dalam pengembangan mobil listrik yang sudah mereka ujicobakan dua tahun lalu di Nagpur, Maharashtra.
Baca: GOJEK Kenalkan Dua Fitur Keamanan, Begini Cara Aktifkan
Hal ini merupakan bagian dari rencana ambisius Perdana Menteri Narendra Modi untuk membuat menghentikan produksi mobil berbahan bakar minyak pada tahun 2030.
"Kemitraan ini juga akan secara signifikan menguntungkan mitra pengemudi di platform kami," kata Bhavish Aggarwal, salah satu pendiri dan CEO Ola.
Sementara itu Amit Kaushik, kepala konsultan otomotif Urban Science menilai layanan taksi akan menjadi penggerak pertama dalam percepatan adopsi mobil listrik di India.
Dalam beberapa tahun terakhir, perusahaan-perusahaan seperti General Motors, Ford, dan Toyota mendukung perusahaan seperti Uber dan Lyft.
Toyota juga melakukan investasi pertamanya di ekosistem startup India pada tahun lalu setelah memimpin putaran pendanaan sebesar US$ 30 juta di bisnis mobil bekas dan jasa otomotif Droom.
Pada bulan Februari, Mahindra & Mahindra yang didirikan di India juga meluncurkan layanannya mobil listrik sendiri yakni Glyd.
Di sisi lain pada tahun 2018 lalu, penjualan kendaraan penumpang mengalami pertumbuhan lebih dari 5% menjadi 33,93.705 unit dibandingkan tahun sebelumnya. Kondisi yang terbilang berat ini diprediksi belum akan membaik pada tahun ini.