News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tahun 2018, Laba Bersih Kobexindo Tumbuh 104 Persen

Penulis: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bisnis alat berat Kobexindo di sebuah event pameran di JIExpo, Jakarta

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Kobexindo Tractors Tbk, emiten distributor alat berat merk Doosan Excavator dan Daewoo Truck (Korea Selatan) sepanjang 2018 membukukan lonjakan laba bersih 103,78 persen menjadi US$ 3,13 juta dibandingkan tahun 2017 yakni US$ 1,53 juta.

Laba bersih tahun fiskal 2018 Kobexindo tercatat tumbuh 103,78% menjadi US$3,13 juta dibandingkan pencapaian pada periode yang sama tahun 2017 yakni US$1,53 juta.

“Solidnya kinerja laba bersih ditopang oleh pendapatan yang tumbuh solid 35,6% menjadi US$101,50 juta dibandingkan pendapatan tahun 2017 yakni sebesar US$74,87 juta. Dimana pencapaian ini merupakan rekor pendapatan tertinggi Perseroan dalam 6 tahun terakhir," kata Humas Soputro Presiden Direktur PT Kobexindo Tractors dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi, Minggu (31/3/2019).

Baca: Proyek Terminal Penumpang NYIA Tinggal Proses Finising Interior

Pertumbuhan pendapatan Perseroan ditopang oleh kinerja empat segmen usaha Perseroan yakni 1) segmen penjualan alat berat, 2) segmen penjualan suku cadang, 3) segmen after sales service, dan 4) segmen pendapatan sewa.

Tingginya permintaan alat berat sepanjang 2018 tercermin dari angka pertumbuhan segmen penjualan alat berat. Dimana segmen ini tumbuh 24,39% dari US$63,28 juta pada FY2017 menjadi US$78,71 juta pada FY2018.

Sepanjang tahun 2018, pendapatan keuangan Kobexindo tumbuh 2.355 persen dari US$ 15.657 pada akhir tahun 2017 menjadi US$ 384.234 pada akhir tahun 2018 yang bersumber dari penempatan deposito.

Sedangkan beban keuangan berkurang dari US$ 1,81 juta pada 2017 menjadi US$ 791.385 dan membuat laba sebelum pajak sebesar US$ 5,24 juta dibandingkan 2017 sebesar US$ 2,57 juta atau setara pertumbuhan 103,77 persen.

"Tahun 2019 kami nilai industri alat berat masih prospektif, meski pasar komoditas sudah melewati fase puncak dan membentuk titik keseimbangan baru. Faktor permintaan batu bara dari Tiongkok, membaiknya harga batu bara kalori rendah dan mulai beroperasinya beberapa PLTU di Indonesia akan menjadi katalis positif bagi industri."

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini