News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Usai Pemilu 2019, Rupiah Terkoreksi Rp 14.010 per USD

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Fajar Anjungroso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pekerja tengah mencoba televisi untuk dijual kepada konsumen di salah satu Toko Elektronik Pasar Benhil, Jakarta Pusat, Selasa (27/8/2013). Toko-toko elektronik bersiap menaikkan harga dagangannya. Harga barang elektronik di pasaran akan mengalami kenaikan sebesar 10 persen, akibat dampak dari melemahnya nilai kurs rupiah. Terakhir nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berada sekitar Rp 11.200 per dolar. (Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha)

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

TRIBUNNEWS.COM - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) terpantau menguat pada perdagangan Kamis (18/4/2019).

Penguatan rupiah terjadi usai pelaksanaan pemilihan umum (Pemilu) 2019, Rabu (17/4/2019).

Melansir data Bloomberg, rupiah terkoreksi 75 poin atau 0,53 persen dari penutupan perdagangan sebelumnya ke level Rp 14.010 per USD.

Pada sesi pembukaan, rupiah terkoreksi Rp 14.002 per dolar Amerika Serikat.

Sementara data RTI, dolar Amerika Serikat melemah terhadap rupiah ke posisi 14.005.

Menteri Kabinet Kerja meyakini laju ekonomi Indonesia akan bertumbuh pasca Pemilu 2019.

Baca: Kurs Rupiah dan IHSG Sore Ini Kompak Menguat

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan investasi asing akan lebih banyak masuk ke Indonesia.

Apalagi bila sudah dipastikan siapa presiden dan wakil presiden untuk periode 2019-2024.

"Kalau investasi iya, tentu akan membuat menjadi lebih pasti dan lebih jelas. Tapi ya itu harus selesai dulu pemilunya, benar-benar hasilnya. Itu kemudian akan membuat orang mengambil keputusan," kata Darmin.

Sedangkan Menteri Keuangan Sri Mulyani percata Indonesia mampu melanjutkan kemajuan ekonomi yang telah dicapai dalam beberapa tahun terakhir.

"Siapapun yang dipilih di Indonesia bisa meneruskan kemajuan yang dicapai terutama situasi kondisi global mengalami kelesuan," papar Sri Mulyani.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini