TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menjadi mitra GO-FOOD terbukti berkontribusi positif terhadap roda bisnis pelaku UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah).
Fakta itu terungkap dari hasil studi Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) tentang “Dampak GOJEK terhadap Perekonomian Indonesia pada Tahun 2018” yang dilakukan kepada 1.000 mitra UMKM GO-FOOD di 9 kota besar di Indonesia.
Secara umum hasil survei menunjukkan bagaimana GO-FOOD membantu meningkatkan omzet dan skala bisnis UMKM.
Selain itu juga memberikan persepsi positif UMKM terhadap kemitraan mereka dengan GO-FOOD.
”Sebesar 98 persen responden UMKM merasa GO-FOOD memberlakukan mereka secara setara dan diuntungkan,” kata Wakil Kepala LD FEB UI, Dr. Paksi C.K. Walandouw.
Dia menjelaskan penilaian UMKM ini didasarkan pada dampak positif yang dirasakan mitra UMKM yang bergabung dengan GOJEK di layanan GO-FOOD.
Mulai dari kemitraan dengan GO-FOOD yang menguntungkan, peningkatan volume transaksi, hingga kenaikan
klasifikasi omzet usaha.
"Dengan UMKM yang naik kelas dan usahanya membesar, maka mereka bisa menyerap tenaga kerja dan menyumbang lebih banyak kepada ekonomi daerah atau nasional,” ujar Paksi.
Lebih jauh lagi, studi itu menunjukkan peningkatan volume dan omzet bisnis memacu mitra UMKM untuk terus mengembangkan usahanya.
Hal ini ditunjukkan oleh 85% responden UMKM yang menginvestasikan kembali pendapatannya dari GO-FOOD ke dalam usaha mereka.
Baca: Saat Presiden Jokowi Cari Pengemudi Go-Food yang Antar Makanan ke Istana
Secara khusus, Paksi mengungkapkan pelaku UMKM menilai positif prospek bisnis dengan GO-FOOD secara jangka panjang dibandingkan dengan layanan sejenis lainnya.
Simak saja datanya di mana sekitar 87% responden UMKM menilai layanan GO-FOOD lebih terpercaya dibandingkan kompetitor.
Persentase yang sama juga mengungkapkan layanan GO-FOOD lebih aman dibandingkan kompetitor.
Terakhir, sekitar 90% responden UMKM bergabung menjadi mitra GO-FOOD karena GO-FOOD sudah
ada lebih lama di Indonesia dibandingkan kompetitor.
“Penilaian positif dalam prospek bisnis jangka panjang menyuratkan kepercayaan UMKM kepada platform teknologi seperti GOJEK yang membawa dampak positif berkelanjutan kepada bisnis mereka di tengah perubahan perilaku konsumen terutama di segmen generasi millenial dan generasi Z,” papar Paksi.
Dia menambahkan brand awareness GO-FOOD yang telah terbangun dengan baik di mata pelanggan juga merupakan keunggulan tersendiri.
”Aspek teknologi GO-FOOD yang dinilai lebih superior juga menambah keyakinan dan kepercayaan UMKM terhadap layanan pesan antar-makanan ini,” ucapnya.
Keutamaan teknologi GOJEK di bisnis pesan-antar makanan online yang dinilai paling menguntungkan oleh para responden UMKM, tercermin dari beberapa temuan dalam studi ini.
Di antaranya, sebesar 92 persen responden UMKM bergabung karena layanan aplikasi manajemen merchant GO-FOOD yang memberikan kemudahan.
Khususnya teknologi yang memberikan informasi pesanan kepada merchant sebelum mitra driver datang, serta
memberikan keleluasaan merchant untuk mengubah menu, harga, foto, dan jam operasional secara mandiri.
Kemudian 92 persen responden UMKM bergabung karena kemudahan teknologi non-tunai GO-PAY, khususnya membebaskan dari kebutuhan menyediakan uang kembalian.
Baca: Studi UI Ungkap GOJEK Sumbang Rp 44 Triliun untuk Ekonomi Indonesia, Terbesar dari GO-FOOD
Lalu 87 persen responden UMKM bergabung karena teknologi keamanan GO-FOOD yang canggih, khususnya dengan menjamin keamanan transaksi dengan PIN antara mitra restoran dan mitra driver.
”Temuan ini mengindikasikan teknologi manajemen merchant menjadi kunci mengakselerasi pertumbuhan dan daya saing UMKM di era digital," tekan Paksi.
Dalam menumbuhkan bisnis UMKM, lanjut dia, tidak cukup hanya membantu mereka memperluas pasar, tetapi juga harus membangun ekosistem untuk perkembangan UMKM. Ini yang kami lihat di lakukan oleh
"GOJEK dengan teknologi yang ditawarkan, yang dianggap responden cukup lengkap dari hulu ke hilir,” tukasnya.