TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Tunaiku, pionir Financial Technology (fintech) dari Amar Bank, mengalami perkembangan yang sangat cepat.
Jumlah penyaluran kredit meningkat dengan cepat dari Rp 200 miliar tumbuh menjadi Rp 1 triliun.
Jumlah install aplikasi yang mencapai 1 juta orang lebih dan jumlah nasabah yang mencapai lebih dari 200 ribu orang memperlihatkan pertumbuhan yang siginifikan.
Bicara Tunaiku, memang tidak bisa dipisahkan dengan sosok Vishal Tulsian, Managing Director Amar Bank.
Vishal bicara blak-blakan membangun Tunaiku.
Ia menuturkan, tahun 2014 lalu, jenis perusahaan berbasis fintech belum begitu terlalu dikenal di tengah-tengah masyarakat Indonesia.
Vishal mengaku, saat datang ke Indonesia lima tahun silam, ia melihat peluang untuk fintech yang belum berkembang, padahal fintech memiliki misi sosial di dalamnya.
“Saya mencoba mencari di mana atau dalam hal apa teknologi dapat memberikan dampak yang berarti karena menurut saya, teknologi dapat memberikan dua dampak. Teknologi dapat memberikan dampak berupa efisiensi, dan ini merupakan tema utama yang terjadi di Dunia Barat," kata Vishal di Jakarta belum lama ini.
Vishal menuturkan, saat tinggal di Eropa, teknologi memberikan dampak berupa efisiensi, membuat orang-orang melakukan pekerjaannya dengan lebih efisien dan memberikan dampak positif terhadap kehidupan seseorang.
Baca: 25 Tahun Setia Jadi Nasabah Premium, Tabungan Rp 5 M Pria Surabaya ini Malah Raib, Begini Kisahnya
Tapi kemudian, untuk Indonesia, saya percaya bahwa teknologi dapat memberikan dampak yang lebih besar, tidak hanya soal efisiensi, karena saya melihat adanya kesenjangan antara mereka yang memiliki uang dan mereka yang membutuhkan uang.Jadi, teknologi seharusnya dapat mengurangi kesenjangan yang ada, teknologi harus memberikan dampak positif pada kehidupan masyarakat.
"Karena itu, saya membuat produk untuk mereka yang belum atau kurang terlayani (unbankable) oleh layanan perbankan. Saya yakin teknologi keuangan akan berkembang dan akan diadopsi di Indonesia,” kata Vishal.
Vishal mengaku tidak mudah mendirikan Tunaiku di Indonesia.
Langkah yang saya tempuh saat itu memang cukup panjang.
Perjalanannya mulai dari datang ke Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bank Indonesia (BI), dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) hingga berhasil mendapatkan izin dari pemerintah dan akhirnya berdirilah platform Tunaiku sejak tahun 2014, sebagai produk pinjaman tanpa agunan Amar Bank.”
Menurut pria lulusan master dari Harvard Business School, ide membangun Tunaiku diadopsi dari beberapa perusahaan fintech di Eropa.
"Jadi waktu itu saya melihat infrastruktur pembayaran dan transaksi keuangan di Indonesia sudah bagus, tetapi untuk masalah kredit masih ada kesenjangan.Melihat populasi masyarakat Indonesia yang berjumlah 250 juta orang Indonesia, hanya sekitar 40 juta penduduk itu yang terlayani atau punya akses ke perbankan," katanya.