TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. menyatakan siap menjadi mitra utama Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) untuk mengakselerasi kepemilikan hunian yang terjangkau bagi masyarakat Indonesia.
Kesiapan tersebut didukung pengalaman Bank BTN menjadi pemimpin pasar Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Subsidi, inovasi bisnis yang telah dilakukan, hingga kepemilikan Manajer Investasi yang sudah diinisiasi perseroan.
Direktur Utama Bank BTN Maryono mengatakan perseroan dan BP Tapera memiliki visi yang sejalan. Keduanya, sebut Maryono, merupakan agen pemerintah yang disiapkan untuk mendukung program pemerintah.
Khususnya, dalam pembiayaan perumahan menyasar Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) agar dapat memiliki rumah yang terjangkau.
Baca: Rekomendasi 5 Tempat Makan Enak Murah di Jakarta untuk Sahur
Baca: 7 Tempat Wisata yang Cocok Dikunjungi saat Libur Lebaran di Blitar
Untuk mencapai visi tersebut, ujar Maryono, sebagai bank spesialis pembiayaan perumahan, perseroan telah menggelar berbagai langkah strategis untuk mengembangkan kapasitas bisnisnya.
Perseroan, lanjut Maryono, tengah berupaya merampungkan aksi akuisisi perusahaan Manajer Investasi dan meracik skema pembiayaan perumahan yang baru guna menjangkau semakin banyak masyarakat memiliki rumah.
“Menjadi mitra BP Tapera merupakan sinergi yang sangat tepat sejalan dengan upaya kami terus mendukung kesuksesan Program Satu Juta Rumah. Hanya BTN yang sangat fokus mendukung pembiayaan perumahan rakyat sejak 1974. Program ini merupakan program pemerintah yang perlu didukung bersama stakeholder terkait bidang perumahan. Kami akan terus berinovasi guna menjangkau semakin banyak masyarakat Indonesia, khususnya MBR untuk memiliki hunian yang terjangkau,” ujar Maryono dalam buka puasa bersama Media di Jakarta, Minggu (26/5/2019).
Baca: UTBK Tinggi Tak Jamin Lolos SBMPTN 2019, Ubah Pilihan Jika Lewat Kuota, Ini Tanggal Pendaftaran
Bank BTN pun telah melakukan berbagai inovasi dan sinergi di segmen KPR bagi kelompok MBR. Di segmen KPR Subsidi misalnya, perseroan aktif bersinergi dengan berbagai pihak guna penyaluran kredit yang lebih luas. Perseroan pun menciptakan produk KPR Mikro untuk menyasar MBR informal seperti tukang ojek online dan tukang bakso untuk memiliki rumah.
Dengan berbagai langkah strategis tersebut, bank spesialis kredit perumahan ini mencatatkan pertumbuhan pesat di segmen KPR Subsidi. Catatan keuangan perseroan menunjukkan dalam lima tahun terakhir, Bank BTN mencatatkan pertumbuhan KPR Subsidi sebesar 29,85% mulai Desember 2014 hingga Desember 2018.
Per Maret 2019, emiten bersandi saham BBTN ini juga masih menempati posisi wahid di pasar KPR Subsidi dengan pangsa sebesar 92,96 persen.
Bank BTN juga telah menggelar Perjanjian Pembelian Saham Bersyarat (Conditional Shares Purchase Agreement/CSPA) untuk membeli saham PT Permodalan Nasional Madani Investment Management (PNMIM).
Hingga kini, Bank BTN telah berkomitmen membeli 30 persen saham perusahaan manajer investasi tersebut. Ke depannya dengan ijin OJK, perseroan bakal menambah kepemilikan saham hingga mencapai 85 persen.
“Pembelian saham manajer investasi ini kami lakukan untuk memaksimalkan pengelolaan dana jangka panjang seperti dana Tapera, sekaligus untuk meningkatkan kinerja bisnis Bank BTN,” tambah Maryono.
Hingga April 2019, Bank BTN mencatatkan pertumbuhan positif pada penyaluran KPR dan berada di atas rata-rata industri perbankan nasional.
Catatan keuangan perseroan merekam, KPR Bank BTN tumbuh sebesar 22,29 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dari Rp 150,9 triliun pada April 2018 menjadi Rp 184,53 triliun.
Sementara, dari data Bank Indonesia menunjukkan per Maret 2019, KPR secara nasional hanya tumbuh sebesar 13,2 persen yoy, turun dari 13,7 persen yoy pada bulan sebelumnya.
Pertumbuhan pesat KPR di Bank BTN tersebut disumbang laju KPR Subsidi yang naik 29,37 persen yoy dari Rp 80,49 triliun pada April 2018 menjadi Rp 104,13 triliun di periode yang sama tahun ini. KPR Non-subsidi juga mencatatkan pertumbuhan positif sebesar 14,19 persen yoy menjadi Rp80,4 triliun pada April 2019 dari Rp70,41 triliun.
Sementara itu, Deputi Komisioner BP Tapera Bidang Pemanfaatan Ariev Baginda Siregar mengatakan kehadiran BP Tapera ditujukan agar kebutuhan kalangan MBR akan perumahan dapat dipenuhi. Kehadiran BP Tapera, ujar Ariev, bertujuan untuk menyediakan dana murah jangka panjang.
Dana tersebut akan disalurkan untuk pembiayaan perumahan yang berkesinambungan.
“Peserta Tapera yang tergolong sebagai masyarakat berpenghasilan rendah dapat memeroleh manfaat untuk pembelian rumah, perbaikan rumah, atau membangun rumah melalui KPR dengan bunga rendah yang disalurkan oleh institusi keuangan yang bekerja sama dengan kami,” jelas Ariev.
Saat ini, Ariev menjelaskan BP Tapera tengah merancang pondasi mulai dari SDM, keuangan, logistik, hingga rencana strategis dalam 5 tahun pertama.
Nantinya, kalangan masyarakat yang ditargetkan menjadi peserta Tapera yakni para pekerja asing, pekerja swasta, pekerja mandiri, pegawai Badan Usaha Milik Negara (BUMN)/Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), Aparatur Sipil Negara (ASN)/Tentara Nasional Indonesia (TNI)/Kepolisian Republik Indonesia (Polri).
Menurut Ariev, per April 2019, BP Tapera telah memiliki dana senilai Rp 10,4 triliun. Dana tersebut berasal dari Taperum-PNS yang nantinya akan diperuntukkan bagi pemupukan, pemanfaatan, dan dana cadangan bagi peserta yang pensiun.
“Ke depannya dana tersebut akan terus meningkat. Kami memproyeksikan potensi peserta Tapera akan mencapai 139 juta orang pada 2024,” kata Ariev.