TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubung, Budi Setiyadi menggelar rapat rencana penanganan arus balik Angkutan Lebaran 2019 bersama Kepala Korps Lalu Lintas Polri (Kakorlantas) Refdi Andri dan Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk., Desi Arryani dan stakeholder terkait.
Rapat yang digelar Senin (3/6/2019) petang di kantor Pusat Jasa Marga, Jakarta ini menghasilkan 6 poin strategis untuk arus balik mendatang.
Baca: 24.582 Pemudik Tinggalkan Jakarta Melalui Terminal Kalideres
Keenam poin yang menjadi hasil rapat tersebut yaitu:
1. Rambu-rambu di akses masuk rest area harus sudah terpasang sebelum pelaksanaan one way arus balik, yakni sebelum 7 Juni.
2. Penambahan mobile toilet termasuk kanopi pelindung untuk antrean toilet harus dipenuhi sebelum tanggal 7 Juni.
3. Untuk mengantisipasi mobil mogok di jalan tol, diminta kepada BUJT untuk menambah mobil Layanan Jalan Tol (mobil patroli) dan menempatkan mobil derek serta menempatkan bengkel Agen Pemegang Merk (APM) di rest area tipe A sebelum 7 Juni.
4. Menempatkan informasi call center bantuan emergency yang dapat dihubungi setiap saat, yang ditempatkan di bawah rambu dan tempat strategis.
5. Gerbang Tol Palimanan merupakan gerbang tol pembayaran cluster 2 dan tapping cluster 1, sehingga perlu adanya penambahan mobile reader dari 28 unit menjadi 38 unit dan EDC dari 2 menjadi 12 di GT Palimanan.
6. Waktu pelaksanaan one way tanggal 7 Juni sampai 10 Juni dimulai pukul 12.00 WIB s/d 24.00 WIB dari KM 414 Kalikangkung s/d KM 70 Cikampek Utama dan selanjutnya diberlakukan contraflow dari KM 70 s/d KM 65 atau sesuai dinamika di lapangan dengan pertimbangan dari Kepolisian.
Dirjen Budi mengatakan, melihat dari arus mudik beberapa hari lalu, ada kebiasaan masyarakat berangkat setelah Maghrib sehingga saat perjalanan di jalan tol sudah kelelahan. Hal ini membuat rest area bermasalah saat tengah malam atau pagi hari.
"Dengan diberlakukannya one way, kita mengimbau masyarakat untuk melakukan perjalanan mulai sholat subuh sehingga perjalanan siang atau sore masuk Jakarta. Karena perjalanan kalau tengah malam, rest area penuh sehingga mereka istirahat di bahu jalan. Dampaknya adalah hambatan di rest area,” kata Dirjen Budi.
Dirjen Budi mengimbau agar masyarakat juga mengatur waktu kepulangan mereka.
“Pulanglah lebih awal, misalnya tanggal 7. Jamnya juga harus diatur sehingga kalau perjalanan pagi hari maka tidak ada terlalu mengantuk,” ujar Dirjen Budi.
Sementara itu Kakorlatas Refdi Andri menjelaskan, selama periode Operasi Ketupat sejak tanggal 29 Mei pekan lalu, rapat ini merupakan evaluasi dalam bentuk diskusi untuk menerima masukan tentang apa yang sudah dilakukan khususnya pergerakan masyarakat di Tol Trans Jawa maupun jalan arteri di jalur utara dan selatan.
“Yang menjadi fokus kita yaitu pada tanggal 7-10 Juni. Kesepakatan dalam 6 poin tersebut merupakan evaluasi setelah 6 hari arus mudik berjalan,” jelas Refdi.