Baca tanpa iklan
Laporan langsung Wartawan Tribunnews.com, Malvyandie dari Paris
TRIBUNNEWS.COM, PARIS - Langit Le Bourget, kawasan yang terletak di utara kota Paris, Senin (17/6/2019), terasa lebih ramai dari biasanya. Berbagai jenis pesawat "hilir mudik", terbang rendah melintasi kawasan tersebut.
Ya, mulai Senin pagi, wilayah tersebut menjadi ajang atraksi berbagai wahana udara, mulai pesawat komersial, jet tempur, helikopter hingga drone atau pesawat tanpa awak. Paris Show, pameran kedirgantaraan terbesar dan tertua di dunia, telah dimulai.
Event ini membuat Bandara Le Bourget menjadi sangat sibuk. Selain "menampung" berbagai pesawat, ribuan orang, baik para delegasi, kabin kru, hingga wartawan dari berbagai negara pun hadir memenuhi tempat tersebut.
Tribunnews yang mendapat undangan dari Air Asia berkesempatan menghadiri "surga-nya" para pencinta dunia kedirgantaraan.
Saya berkesempatan melihat berbagai jenis pesawat yang dipajang dalam pameran ini. Mulai pesawat komersil terbaru Airbus: A321XLR, pesawat tanker udara A330, hingga pesawat tempur siluman AS, F-35 buatan Lockheed Martin.
Di jajaran pesawat komersil, pesawat Airbus A321XLR tampaknya menjadi primadona dalam pameran ini.
Sebagai informasi, model A321XLR ini merupakan versi pesawat jarak-jauh dari jenis A321neo.
Pesawat ini dibuat untuk mencetak rute terpanjang baru untuk maskapai dengan pesawat berbadan lebih kecil.
Peluncuran pesawat ini juga membuat Airbus selangkah di depan saingan Amerika-nya, Boeing.
Apalagi produsen Amerika ini tengah dirundung berbagai masalah, setelah Boeing 737 Max 8 menjadi sorotan dunia lantaran mengalami dua kecelakaan fatal yang terjadi dalam rentang waktu yang tidak jauh.
Kedua kecelakaan tersebut menimpa maskapai Pesawat Lion Air JT610 yang terjadi pada 29 Oktober 2018 menewaskan 189 orang penumpang dan kru, serta kecelakaan Ethiopian Airlines ET302 pada 10 Maret 2019 dan menewaskan 157 orang.
Insiden ini membuat pesawat jenis 737 Max sempat dilarang beroperasi di banyak negara dan mau tak mau berdampak pada sektor penjualan. Hal inilah yang disebut sejumlah kalangan sebagai momentum Airbus untuk "meninggalkan" Boeing.
Paris Air Show sendiri secara tradisional bisa disebut sebagai ajang persaingan antara Airbus dan Boeing sebagai dua "raksasa" di pasar pesawat komersil.
Mereka memperebutkan "kue" bisnis senilai 150 miliar dolar AS per tahun, nilai yang menggiurkan, terutama bagi mereka, para pesaing Airbus dan Boeing yang belum mampu menggeser dominasi kedua perusahaan tersebut.