TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Citi Indonesia (Citibank) kembali memberikan apresiasi kepada para wirausaha mikro terbaik di ajang Citi Microentrepreneurship Awards (CMA) untuk periode 2018-2019.
Penyerahan penghargaan diberikan kepada 8 wirausaha mikro serta 1 penghargaan apresiasi bagi Lembaga Keuangan Mikro (LKM) terbaik.
Salah satunya Fauzan Ade Azizie. Pria berusia 26 tahun ini menjadi salah satu pemenang dalam ajang kompetisi dan penghargaan Young Microentrepreneur dalam Citi Microentrepreneurship Awards 2018 - 2019.
Berawal dari kecintaannya terhadap warisan budaya kain tenun Indonesia dan keinginannya untuk memberdayakan serta membuka lapangan kerja bagi masyarakat disabilitas dan perempuan, Fauzan dan teman-temannya mendirikan sebuah usaha bersama bernama “Tenoon”.
“Tenoon itu sebenarnya usaha bareng temen-temen, kita berlima ya mulai usaha di tahun 2016, waktu itu usia kita berkisar 24, 25 tahunan tapi belum memberikan kontribusi apa-apa kepada lingkungan kita, komunitas kita, jadi mulai kepikiran buat usaha,” katanya belum lama ini.
Melalui kemitraan perdagangan yang adil dengan penenun di Indonesia, khususnya Indonesia bagian timur, Tenoon tidak hanya bertujuan untuk menyebarkan kecintaan terhadap kain tenun Indonesia melalui inovasi produk, akan tetapi juga menjadi platform kreatif bagi siapa saja yang ingin berkolaborasi secara positif.
“Selain sebagai media promosi tentang keberagaman budaya kita, Tenoon juga sebagai wadah untuk pemberdayaan para penenun dengan cara membeli tenun mereka tanpa menawar harga yang dijual para penenun. Kami juga memberdayakan teman-teman disabilitas dan perempuan. Sebagian besar yang membuat produksi di workshop Tenoon adalah teman-teman disabilitas, dan rata-rata perempuan,” ungkapnya.
Saat ditanya kesulitan atau kendala utama saat membangun usaha Tenoon, Fauzan mengungkapkan kesulitan dalam permodalan.
Awal mendapatkan modal adalah dengan cara patungan bersama teman-temannya.
Saat ini pun, ia mengungkapkan masih kekurangan modal untuk mengembangkan usaha dan meningkatkan kapasitas produksi sehingga ia dan teman-temannya melakukan berbagai upaya untuk menambah modal usaha.
“Sampai sekarang masih terkendala juga karena untuk meningkatkan kapasitas produksi, hingga akhirnya kami mengikuti Citi Microentrepreneurship Awards 2018 - 2019 sebagai salah satu cara mencari tambahan modal,” ujarnya.
Saat ini, Tenoon sudah melakukan kerja sama dengan 9 penenun di Jepara, Toraja, dan Bima. Sejak didirikan pada tahun 2016 hingga sekarang, Tenoon sudah memiliki 5 jenis produk diantaranya notebook, sesan, clutch, cover paspor, dan bejana (tas).
Fauzan mengaku, keikutsertaannya dalam ajang kompetisi dan penghargaan Citi Microentrepreneurship Awards 2018 - 2019 memberikan pengalaman yang berkesan dan tak terlupakan.
Ia menjelaskan, selain mampu memenangkan kategori Young Microentrepreneur, ia juga mendapatkan pengetahuan baru dan semangat baru dalam berwirausaha dari workshop atau seminar yang diadakan pihak Citi Microentrepreneurship Awards .
“Kemarin sih yang paling seru dari 20 finalis ya, ternyata keluh kesahnya kurang lebih sama (terkait modal) walaupun di bidang yang berbeda, di daerah yang berbeda kurang lebih sama keluhannya. Jadi waktu ngumpul itu saling menguatkan, saling memotivasi untuk tetap berjuang mengembangkan usaha kita,” paparnya.
Fauzan memaparkan rencananya ke depan untuk mengembangkan usaha Tenoon yang ia rintis bersama teman-temannya ini.
Ia berencana akan melakukan ekspansi usaha dan mulai memperbanyak ekspor ke luar negeri agar produk tenun bisa dikenal di kancah internasional. Ia juga mengaku, mendapatkan banyak koneksi dan teman-teman baru saat mengikuti ajang kompetisi dan penghargaan Citi Microentrepreneurship Awards 2018 - 2019.
“Kemarin salah satu yang kita dapat pelajaran dari Citi Microentrepreneurship Awards 2018 - 2019 itu udah saatnya kita UMKM naik kelas, jadi salah satu kita ingin coba ekspor ke luar negeri. Kemarin itu kita udah beberapa kali sih kirim ke luar negeri seperti ke Singapura, Malaysia, terus Australia, New Zealand, sama Inggris. Tapi itu masih seperti satu kali pengiriman, terus berhenti, saat ini kita masih mencari cari koneksi yang lebih luas untuk bisa ekspor produk keluar negeri,” katanya. (*)