TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Bank HSCB Indonesia (HSBC) menghadirkan layanan baru, dengan menjual Surat Berharga Negara (SBN) yang dapat dibeli secara elekronik (e-SBN).
Head of Direct Channel dan e-Banking HSBC Indonesia Willy Budiman mengatakan, hadirnya layanan tersebut menunjukkan komitmen perseroan dalam mengembangkan dan menawarkan kapabilitas perbankan digial sebagai salah satu penyediaan layanan wealth management.
"Visi kami adalah untuk memberi akses always-on terhadap seluruh produk dan layanan finansial secara digital sehingga dapat memudahkan dan membantu nasabah," katanya di Jakarta, Rabu (10/7/2019).
Willy menilai semakin berkembangnya teknologi memberikan peluang bagi perseroan untuk menjawab kebutuhan keuangan digital, khususnya terkait dengan investasi yang belum marak disentuh.
"Karena aspek pengelolaan keuangan tidak semata mencakup pembayaran dan pembelanjaan, tetapi juga perencanaan dan pengelolaan investasi," jelasnya.
Head of Wealth of Management HSBC Indonesia Steve Suryana mengatakan, produk SBN ritel terbaru tersebut, dengan seri SBR007 akan ditawarkan sejak tanggal 11 Juli 2019 melalui internet banking HSBC.
Steve melanjutkan, layanan produk baru tersebut ditawarkan dengan harga minimum Rp1 juta, dengan target pasar nasabah perseroan sendiri.
Rendahnya harga minimum yang ditawarkan juga, lanjut Steve, sekaligus menjadi sarana edukasi nasabah bahwa investasi keuangan adalah cara yang relatif lebih efektif untuk perencanaan keuangan jangka panjang dibanding deposito dan tabungan.
HSBC Indonesia ingin menjawab tantangan perkembangan kelas menengah dan digitalisasi ekonomi.
Caranya yakni dengan menawarkan fitur-fitur investasi seperti pembukaan rekening mata uang khusus, pembukaan rekening, pengelolaan dana reksa hingga e-SBN.
"Kami senantiasa mengaitkan masyarakat tentang investasi keuangan adalan cara yang relatif lebih efektif untuk perencanaan keuangan lebih lama dari pada deposito dan tabungan," kata dia.
Steve menambahkan, hingga paruh 2019 ini, bisnis wealth management perseroan masih tumbuh secara positif.
Dia mengharapkan pertumbuhan positif ini bisa berlanjut hingga semester II/2019.
"Segmen wealth management secara berkala trennya sangat positif, kalau di lihat, di Indonesia bisnis ini kan baru, peluangnya masih sangat besar," kata Steve.
Steve mengutarakan, masyarakat Indonesia pada umumnya masih banyak yang lebih memilih produk perbankan seperti tabungan dan deposito karena bisa memberikan yield yang lumayan tinggi.
Namun, ke depan, menurutnya, tren wealth management akan semakin besar, masyarakat akan mulai mencari alternatif investasi yang ditawarkan di layanan wealth management.
Selain itu, Steve mengatakan bisnis wealth management juga memberikan kontribusi yang positif terhadap pendapatan komisi (fee based indome) dan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) perseroan hingga kuartal II/2019.
"Wealth managemen memiliki komposisi revenue yang cukup baik ke fee based income dan net interest income," jelas Steve.
Dikutip melalui laporan publikasi, per kuartal I/2019, pendapatan komisi dan administrasi HSBC Indonesia tercatat sebesar Rp532,80 miliar, atau naik 3,42%. Sementara NII perseroan menurun 4,87% menjadi sebesar Rp1,09 triliun.