TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peran industri rintisan karya anak bangsa seperti Go Jek sangat besar dalam memimpin transformasi Revolusi Industri 4.0. Lewat perusahaan rintisan yang digagas anak bangsa tersebut, nilai lebih ekonomi maupun aliran investasi semakin besar buat masyarakat Indonesia.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Bambang PS Brodjonegoro mengungkapkan menjamurnya startup di Indonesia dinilai membawa dampak positif bagi perekonomian. Apalagi, apabila rintisan itu berkembang pesat dan menjadi unicorn ataupun decacorn, seperti Go Jek.
Dia mengatakan keberadaan perusahaan sekelas Go Jek yang lahir dari Indonesia, semakin penting dalam perekonomian. Kehadiran mereka selama ini mampu menarik aliran modal asing ke RI.
"Market value yang besar pasti akan mengundang modal masuk dan kita harapkan juga kalau makin besar, dia menjadi pelaku yang semakin global," ujar Bambang PS Brodjonegoro kepada awak media.
Bambang tak sependapat, investasi asing yang masuk ke unicorn akan merugikan Indonesia. Dia menyebut, investasi yang masuk dikategorikan sebagai foreign direct investment (FDI). Dividen yang nantinya dihasilkan juga tidak akan lebih besar dari FDI yang masuk.
Baca: Kupas Tuntas Mobil Listrik Glory E3: Cuma 30 Menit Untuk Mengisi Cepat Baterai Sampai 80 Persen
"Tapi kan jauh lebih besar inflow-nya daripada dividen outflow-nya. Dan kita juga melihat kalau unicorn ini berkembang, sebagian dividen dipakai untuk investment lagi," ungkapnya.
Dia berharap unicorn dapat berperan lebih besar lagi dalam mendorong Indonesia menuju era transformasi digital dan Revolusi Industri 4.0. Pasalnya, unicorn memiliki ciri khas yang lekat dengan penggunaan teknologi.
Baca: Versi Modifikasi Honda ADV150 Tampil dengan Konsep Urban Street
"Kita fokus antisipasi dari ekonomi digital dari Revolusi Industri 4.0, di mana, unicorn kita harapkan menjadi salah satu pelaku yang membawa transformasi itu sendiri," ujar Bambang.
Di kesempatan berbeda, Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf mengapresiasi kiprah Go Jek, yang juga menandai perkembangan baru bagi industri kreatif. Menurutnya, Go Jek merupakan salah satu usaha rintisan yang memberikan nilai social solutions.
“Untuk mendukung kehadiran usaha rintisan tersebut, pemerintah selalu berupaya agar tak menghalangi unit bisnis kreatif milik anak bangsa yang dalam perkembangan untuk tidak membebaninya aturan yang tidak relevan,” ucap Triawan Munaf.
Untuk menyingkirkan halangan yang memberatkan usaha rintisan karya anak bangsa seperti Go Jek, Triawan mengaku pemerintah kerapkali diharuskan mengkoordinasikan kebijakan antarlembaga.
“Terkadang bahkan memerklukan pertimbangan dan keputusan dari presiden apabila ditemukan kendala birokrasi maupun aturan yang lebih banyak merugikan atau yang relevansinya sudah kadaluarsa,” tegas Triawan.
Acuan
CEO Alvara Research Hasanuddin Ali membenarkan bahwa aplikasi digital karya anak bangsa seperti Go Jek dan Traveloka, ternyata mampu jadi acuan memenangkan persaingan dengan aplikasi sejenis milik asing.
Di kalangan generasi milenial, Go Jek mampu mengungguli Grab yang merupakan aplikasi asing dengan sokongan modal jumbo Softbank. “Generasi milenial lebih memilih Go Jek, dan lebih merekomendasikan aplikasi tersebut dibandingkan Grab,” ujar Hasanuddin.
Dia mengatakan meski kompetitornya seperti Grab menggelar promo jor-joran, generasi milenial masih lebih banyak memilih Go Jek karena kualitas layanan. Selain itu, menurut Hasanuddin, terdapat benefit emosional yang jadi keputusan generasi tersebut menggunakan produk.
“Misalnya, terkait dengan sentimen produk anak bangsa. Itu berbau emosional, tapi yang jelas sejauh ini Go Jek unggul karena layanan,” ungkapnya.