TRIBUNNEWS.COM – Sebuah riset dilakukan oleh Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB) terkait bahan bakar yang beredar di Indonesia.
Dari riset tersebut, KPBB ternyata menemukan bahwa bahan bakar yang beredar di Indonesia memiliki kualitas paling rendah namun harga yang ditawarkan sangat tinggi.
Dikutip dari Kompas.com, Kamis (22/8/2019), berdasarkan penemuan itu Direktur Eksekutif KPBB, Ahmad Safrudin mendesak pemerintah supaya melakukan reformulasi bahan bakar minyak (BBM).
Hal tersebut juga karena temuan KPBB bahwa fakta harga Premium masih terlalu mahal.
“Malaysia jual standar Euro 4, setara Pertamax Turbo, berapa harganya? Cuma 2,1 ringgit, kalikan Rp 3.400. Cuma sekitar Rp 7.000. Itu setara Pertamax Turbo. Kita, Premium harganya Rp 7.000,” ujar pria yang akrab disapa Puput tersebut, dalam diskusi "Pengendalian Pencemaran Udara Terganjal Kualitas BBM" di sekretariat KPBB, Sarinah, Jakarta, Jumat (16/8/2019).
Lebih lanjut, Malaysia, Australia, dan Amerika menurutnya sudah menjual bahan bakar dengan RON 95 yang kualitasnya setara dengan Euro 4 dan Euro 6.
Sedangkan Indonesia, sampai sekarang masih memasarkan bahan bakar RON 88 dan RON 90 yang kualitasnya setara dengan Euro 1.
Selain tiga negara itu, negara-negara Uni Eropa, India, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam juga telah memasarkan bahan bakar dengan kualitas minimal RON 91.
Jika melihat kandungannya, bahan bakar dengan RON 88 dan RON 90 memiliki kandungan belerang 500 ppm (particle per million).
Padahal negara-negara lain yang disebutkan di atas, bahan bakarnya mengandung maksimal hanya 150 ppm dan minimal 10 ppm.