Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto menyatakan, industri tekstil tidak akan mengalami 'sunset' atau kecenderungan penurunan produksi, eskpor maupun penyerapan tenaga kerja.
Sebab menurutnya, industri tekstil ini suatu kebutuhan dan sudah menjadi gaya hidup atau lifestyle bagi masyarakat di Indonesia.
"Karena selama manusia berpakaian, apalagi menggunakan sepatu dan dulu kan sepatu dan pakaian itu merupakan kebutuhan tetapi sekarang sudah menjadi lifestyle," kata Airlangga saat Konferensi Pers di Gedung Ali Wardhana, dikutip Rabu (6/11/2024).
Baca juga: Mendag Jawab Tudingan Bos Sritex yang Sebut Permendag 8 Biang Kerok Loyonya Industri Tekstil
Karenanya Airlangga menyatakan, perusahaan tekstil dari Taiwan tengah mempertimbangkan untuk berinvestasi di tanah air, di luar China dan Vietnam. Sayangnya, Airlangga enggan membeberkan perusahaan yang dimaksud itu apa.
Namun, dia memastikan bahwa pabrik tekstil dari Taiwan itu akan berinvestasi ketika operasional pabrik berbasis green energy atau energi hijau yang berkelanjutan.
"Nah mereka lari salah satunya ke Indonesia, tetapi mereka punya permintaan karena the new customer apakah itu lifestyle atau green itu mereka butuh pabrik yang berbasis green energy," ujar Airlangga.
"Jadi mereka ingin sepatu yang dipakai listrik untuk memproduksinya itu dari renewable energy. Nah itu global demand sekarang seperti itu," sambungnya.
Adapun berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), industri tekstil dan produk tekstil (TPT) mengalami peningkatan selama periode kuartal III tahun 2024.
"Jadi pertumbuhan industri tekstil dan pakaian jadi pada kuartal III 2024 tumbuh 7,43 persen year on year," kata Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti saat Rilis BPS, Selasa (5/11/2024).
Amalia menyatakan, kontribusi industri tekstil dan pakaian jadi pada kuartal III 2024 ini memiliki kontribusi sebesar 0,99 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Menurutnya, hal tersebut merupakan pertumbuhan baik jika dibandingkan kuartal II 2024 yang -0,03 persen.
"Mungkin ini pertumbuhan yang baik kalau dibandingkan pertumbuhan industri tekstil di kuartal II tahun 2024 ini adalah mengalami kontraksi di kuartal II 2024 itu minus 0,03 persen. Tapi di kuartal III ini year on year tekstil ini tumbuh positif 7,43 persen," jelasnya.