Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mematok transaksi BRIlink sebesar Rp 600 triliun dari capaian di tahun sebelumnya sebesar Rp 512 triliun.
Kepala Desk Jaringan BRILink Bank BRI, Agus Suprapto di acara paparan hasil riset peneliti Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI tentang bisnis BRIlink di kampus Magister UI Salemba, Jakarta, Kamis (29/8/2019) mengatakan, hingga Juli 2019, BRI menerima pendapatan Rp 435 miliar dari transaksi agen BRIlink yang tersebar di seluruh penjuru Indonesia.
"Pendapatan per Juli 2019 itu Rp 435 miliar dari target Rp 650 miliar. Kalau tahun lalu itu sekitar Rp 448 miliar," kata Agus.
Untuk setiap transaksi yang dilakukan melalui BRILink, nasabah dikenakan biaya Rp 3.000.
Baca: Pemprov Jabar Juga Ingin Pindahkan Ibu Kota Provinsi dari Bandung, Begini Alasan Ridwan Kamil
Pendapatan dari pengenaan biaya tersebut dibagi dua, yakni Rp 1.500 untuk BRI dan Rp 1.500 sisanya untuk agen BRILink, namun angka tersebut belum dipotong pajak.
Baca: Honda Resmi Pasarkan PCX Listrik, Ganti Baterai Bisa Dilakukan di Minimarket
"Inklusi dan literasi keuangan dari BRILink masih memiliki peluang besar. Produk ini memang prospektif menguntungkan bagi agen dan masyarakat merasa termudahkan," kata Agus.
Dia menyatakan, BRI sebagai bank terbesar di Indonesia sudah meluncurkan BRIlink sebagai layanan keuangan tanpa kantor dalam rangka keuangan inklusif (Laku Pandai).
Hingga akhir Agustus 2019, BRIlink menyediakan layanan keuangan seperti setor, tarik, transfer, pembayaran, dan lain-lain.
BRIlink juga menjadi keuangan digital berbasis ponsel untuk layanan mini ATM dengan mesin EDC dan smartphone.