TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk membuka kemungkinan untuk menurunkan bunga kredit pemilikan rumah (KPR).
Direktur Keuangan dan Treasury BTN Nixon LP Napitupulu menjelaskan, faktor penurunan bunga kredit tidak hanya dipengaruhi oleh penurunan suku bunga Bank Indonesia (BI 7 Days Reverse Repo Rate/BI7DRRR), melainkan juga kondisi likuiditas di pasar.
Baca: Ditolak Suprajarto, BTN Cuma Butuh 2 Jam Pilih Plh Dirut
Adapun hingga saat ini, likuditas di industri perbankan berada dalam kondisi yang cukup ketat.
Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terakhir, rasio simpanan terhadap kredit (loan to deposit ratio/LDR) yang mencerminkan likuiditas industri berada di posisi 96,1 persen.
"Bunga kredit mungkin saja turun sepanjang likuiditas di market cukup. Selain bunga acuan, ketetatan likuiditas juga pengaruh," kata Nixon saat berbincang dengan awak media di Menara BTN, Jakarta, Sabtu (3/9/2019).
Adapun saat ini, posisi loan to deposit ratio (LDR) BTN hingga semester I 2019 berada di kisaran 114,29 persen.
Meski begitu, Nixon optimistis, bunga KPR di bank pelat merah tersebut bisa turun lantaran sudah ada indikasi penurunan biaya bunga di Agustus jika dibandingkan Juli lalu.
"Biaya bunga Agustus dengan Juli sudah turun walau likuiditas nambah. Kapan akan tertransmisi ke kredit tunggu likuiditasnya stabil," jelas Nixon.
"Kalau masih perang harga gini memang agak susah jawabnya, tapi ke depan akan turun. Tunggu saja timing-nya," pungkasnya.
Adapun hingga akhir tahun 2019, BTN menargetkan laba bersih senilai Rp 2,6 triliun, pertumbuhan aset 10-12 persen, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga 11-13 persen, LDR 101-103, dengan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) coverage mencapai 70 persen.