TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Bidang Tata Ruang Real Estat Indonesia (REI), Hari Gani memandang harga properti di Provinsi DKI Jakarta akan tetap stabil hingga beberapa tahun mendatang, meski ibu kota akan pindah ke Kalimantan Timur.
Menurutnya, kota megapolitan sebesar Jakarta akan mampu mempertahankan harga properti, karena pengaruh fungsinya sebagai pusat perekonomian dan pengembangan industri.
"Kalau hanya satu fungsi yang dikeluarkan ke ibu kota baru yakni pemerintahannya. Bagi kami nggak ada rasa khawatir harga properti di Jakarta akan turun," jelas Hari di Jakarta, Kamis (5/9/2019).
Namun, ia tidak menampik akan ada goncangan di awal pasca pemindahan ibu kota tetapi nanti akan sampai titik keseimbangan baru.
"Kami optimis harga properti di Jakarta akan tetap bagus karena ketersedian infrastruktur yang terus bertumbuh, kecuali kalau Jakarta infrastrukturnya tidak ditambah mungkin bisa kekejar dengan kota lainnya," ujarnya.
Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo memutuskan Kalimantan Timur menjadi lokasi ibu kota baru.
"Hasil kajian menyimpulkan ibu kota baru ada di sebagian di kabupaten Penajam Utara dan sebagian Kutai Kartanegara," ucap Jokowi.
Baca: IEMS 2019, BPPT Hadirkan Inovasi Stasiun Pengisi Daya Kendaraan Listrik
Ia menerangkan alasan pemindahan ibu kota ke wilayah itu telah berdasarkan hasil kajian, yakni resiko ancaman bencana minimal mengancam seperti banjir, gempa bumi, tsunami, gunung berapa, tanah longsor.
Kedua, lokasi berada di tengah-tengah sehingga strategis.
"Serta lokasinya terletak berdekatan dengan perkotaan yang berkembang seperti Samarinda dan Balikpapan dengan infrastruktur yang lengkap," jelas Jokowi.
Terakhir, kata Jokowi, lahan yang dikuasai oleh pemerintah cukup luas.
"Lahan yang dikuasai oleh pemerintah adalah kurang lebih 180ribu hektar," kata Jokowi.
Ia memastikan, pemindahan ibu kota ke wilayah baru melingkupi pusat pemerintahan.
Sementara, pusat bisnis, keuangan, maupun perdagangan tetap berada di DKI Jakarta.