Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ria Anatasia
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Citililink Indonesia memastikan, kerja sama manajemen (KSM) perusahaan dengan Sriwijaya Air masih berjalan, meskipun tiga anggota direksi yang berasal dari induk usahanya, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk diberhentikan pada Senin (9/9/2019) lalu.
"Iya KSM masih berjalan," kata VP Corporate Secretary & CSR Citilink Indonesia Resty Kusandarina saat ditemui di kantor Garuda Indonesia Kebon Sirih, Jakarta, Rabu (11/9/2019).
Dia menambahkan, perombakan direksi itu tak akan memengaruhi kinerja perusahaan maupun menggangu operasional bisnis mereka.
"Operasional masih berjalan normal, tidak terpengaruh terhadap ini," ucapnya.
Hari ini, Rabu (11/9/2019) manajemen Garuda Indonesia group melakukan pertemuan dengan manajemen Sriwijaya Air di kantor Pusat BNI. Perusahaan maskapai berpelat merah itu meminta penjelasan terkait pencopotan tiga direktur tersebut.
Baca: Anies Baswedan: Belajar yang Rajin, Biar Kalau Besar Kamu Pintar Seperti Pak Habibie. . .
Mengenai hasil pertemuan itu, pihak Citilink masih bungkam. Direktur Niaga Benny Rustanto Citilink enggan berkomentar terkait pertemuan yang dia hadiri itu, dan menjanjikan akan mengeluarkan pernyataan resmi.
Baca: Berani! Pelajar SMA di Malang Habisi Begal Misnan yang Akan Perkosa Kekasihnya
"Saat ini belum bisa komentar apa-apa. Semua itu masih proses. Nanti lah kita tunggu. Nanti kita akan keluarin statement dari internal kita lah ya," ujar Benny.
Sebelumnya, Dewan Komisaris PT Sriwijaya Air memberhentikan tiga direktur yang tadinya menjabat di PT Garuda Indonesia.
Dalam surat pemberitahuan Surat Pemberitahuan nomor 001/Plt.DZ/EXT/SJ/IX/2019 yang dikeluarkan pada Senin, 9 September 2019, disebutkan tiga eks bos Garuda Indonesia yang dicopot yakni Direktur Utama Joseph Andriaan Saul, Direktur Human Capital & Services Harkandri M Dahler, dan Direktur Komersial Joseph Dajoe K Tendean.
Ketiga anggota direksi itu menjabat di Sriwijaya Air setelah anak usaha Garuda, Citilink Indonesia melakukan kerja sama operasional (KSO) dengan Sriwijaya Air.
Joseph Andrian Saul sebelumnya menjabat sebagai General Manager Garuda Indonesia di Bali. Sementara Joseph Tendean sebelumnya menjabat sebagai Senior Manager Anciliary Garuda Indonesia. Kemudian Harkandri M Dahler sebelumnya menempati posisi Direktur Personalia Garuda Maintenance Facility.
Pengangkatan Joseph Andrian Saul, Joseph Tendean, Joseph Tendean dan Harkandri salah satunya untuk membantu struktur organisasi Sriwijaya Air dalam pelunasan utang perusahaan ke BUMN.
Utang itu antara lain ke Pertamina Rp 942 miliar, GMF (Repair dan Maintenance) Rp 810 miliar, BNI Rp 585 miliar (Pokok), Spareparts USD 15 juta, Angkasa Pura II Rp 80 miliar dan Angkasa Pura I Rp 50 miliar.