Pada 27 September 1945 menjadi hari yang bersejarah dalam perjalanan industri pos dan telekomunikasi Indonesia. Pada hari tersebut, jawatan Posts Telegraafend Telefoon Dienst (PTT) diambil alih dari tangan Jepang oleh angkatan muda PTT.
Momentum penting ini diperingati setiap tahunnya oleh seluruh insan pos dan telekomunikasi yang terdiri dari lembaga pemerintah, penyelenggara layanan telekomunikasi, dan pegiat telekomunikasi, yang biasa disebut dengan Hari Bhakti Postel.
PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom), sebagai salah satu BUMN yang merupakan pelaku di industri telekomunikasi memandang momen Hari Bhakti Postel merupakan perwujudan komitmen selalu ada memberikan layanan terbaik kepada masyarakat mengikuti perkembangan industri yang semakin berkembang pesat.
Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah mengatakan, “Hari Bhakti Postel ini bagi kami merupakan refleksi diri, sejauh mana kami telah memberikan layanan terbaik kepada masyarakat, dan apa yang bisa diberikan kepada masyarakat mengingat kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat di zaman digital seperti saat ini. Dari awal sejarah berdirinya, Telkom selalu ada mengawal perkembangan zaman dengan selalu menghadirkan perkembangan teknologi ke hadapan masyarakat Indonesia untuk terus memajukan bangsa dan negara agar memiliki daya saing global dan sejajar dengan bangsa lain.”
Lebih lanjut Ririek mengajak seluruh elemen pos dan telekomunikasi tanah air, bahwa dengan semangat Hari Bhakti Postel ini dapat terus berkomitmen membangun infrastruktur dan layanan teknologi informasi yang saat ini sudah menjadi denyut nadi seluruh masyarakat dunia dan menjadikan gaya hidup digital dominan di setiap sendi kehidupan.
“Karenanya pemerataan akses informasi hingga ke seluruh pelosok negeri menjadi fokus pembangunan masyarakat digital Indonesia,” tambah Ririek.
Belum lama ini, tepatnya pada 26 Agustus 2019 lalu, Presiden Presiden Joko Widodo melalui konferensi pers di Istana Negara secara resmi mengumumkan ibu kota baru Indonesia yang berada di Kalimantan, tepatnya di sebagian Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian di Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur.
Telkom yang kini tengah bertransformasi menjadi perusahaan telekomunikasi digital, mendukung penuh rencana Pemerintah tersebut, melalui pembangunan infrastruktur yang telah dibangun jauh sebelum adanya wacana pemindahan ibukota.
Hal ini didasari dengan tujuan Telkom yang ingin mewujudkan pemerataan konektivitas di seluruh wilayah negeri dari Aceh hingga Papua serta wilayah Terluar, Terdepan, Terpencil (3T). Komitmen ini ditunjukkan dengan telah tergelarnya jaringan tulang punggung pita lebar serat optik milik TelkomGroup dari Sabang hingga Merauke yang dilengkapi dengan sistem komunikasi satelit yang mampu menjangkau hingga pelosok nusantara.
Jaringan infastruktur backbone digital yang telah digelar ini membuat posisi ibukota baru Indonesia di Kalimantan berada tepat di tengah-tengah nusantara sehingga memiliki akses digital dengan kecepatan dan kehandalan tinggi menuju seluruh pelosok Indonesia.
Khusus wilayah Kalimantan, saat ini sebanyak 56 kabupaten dan 9 kotamadya di Kalimantan sudah dilayani oleh teknologi fiber optic.
Sepanjang 9.374 km fiber optic terbentang di Kalimantan dilengkapi dengan lebih dari 17.800 BTS (Base Traceiver Station) untuk melayani komunikasi seluler milik Telkomsel. Khusus di daerah Kalimantan Timur sendiri, 2.700 km fiber optic sudah terpasang, lebih dari 5.500 BTS dan 3.200 access point.
Tidak hanya itu saja, Kalimantan juga terletak di tengah jalur infrastruktur International Global Gateway (IGG) Dumai -Manado, yang terhubung dengan dua jalur utama yakni arah timur melalui jaringan kabel laut SEA-US sepanjang 15.000 km menuju Guam hingga California, Amerika Serikat dan arah barat via Batam yang terhubung ke Singapura serta arah Dumai yang terhubung ke jaringan kabel laut SEA-ME-WE 5 sepanjang 20.000 km menuju Marseille, Perancis.
Dengan konfigurasi tersebut, posisi geografis ibukota baru terhubung dengan dua infrastruktur broadband global yang memiliki kehandalan tinggi dan kapasitas yang besar untuk akses informasi ke mancanegara.
Selain posisi Kalimantan Timur yang strategis, kawasan ini juga relatif aman dan berbagai potensi bencana besar. Saat ini Telkom memberikan julukan khusus kepada Kalimantan, yakni Borneo Digital Island.
Julukan tersebut mengandung arti bahwa infrastruktur broadband terbaik saat ini telah tergelar 100% di seluruh Ibukota Kabupaten dan Kota di Kalimantan dan siap menjawab kebutuhan masyarakat akan digitalisasi.
Terwujudnya Borneo Digital Island menjadi bukti bahwa Kalimantan siap menjadi kawasan modern. Secara infrastruktur telekomunikasi, kini Kalimantan bisa bersaing dengan kota lain termasuk dengan kawasan lain di Pulau Jawa. Kehadiran memudahkan realisasi roadmap TIK dan menjadikan Kalimantan sebagai basis berbagai layanan digital.
TelkomGroup mendukung penuh rencana pemerintah untuk mengembangkan infrastruktur di ibukota baru yang akan melibatkan peran badan usaha baik milik negara maupun swasta.
TelkomGroup mengajak seluruh operator telekomunikasi di Indonesia untuk bersama melakukan pembangunan infrastruktur yang mendukung digitalisasi ini, mengingat kualitas layanan akan lebih terjaga apabila didukung lebih dari satu jaringan telekomunikasi yang memungkinkan adanya system redundancy melalui jalur alternatif.
Dengan semangat persatuan dan kesatuan dari seluruh elemen bangsa untuk bersama-sama membangun negeri tercinta, merupakan keniscayaan akan terangkatnya harga diri bangsa melalui peningkatan daya saing global untuk sejajar dengan bangsa lain seperti yang dicita-citakan para pendiri negara tercinta ini.
Selamat Hari Bhakti Pos dan Telekomunikasi Indonesia.(*)