TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan bahwa industri pariwisata, termasuk perhotelan dan kuliner, masih membutuhkan lebih banyak lulusan diploma atau vokasi yang bisa langsung bekerja.
"Pemetaannya sampai sekarang tenaga terampil di bidang perhotelan masih terbatas. Di Labuan Bajo, masih kurang. Di Yogya masih kurang. Bali yang begitu besar, bidang perhotelan masih kurang. Ternyata permintaan cukup tinggi, tapi yang profesional,” ucap Menristekdikti Mohamad Nasir dalam Seminar Politeknik Jakarta Internasional di Hotel Borobudur, Jakarta, Jumat (4/10/2019).
Dia melanjutkan, permintaan yang cukup tinggi itu antara lain ada yang untuk menjadi tour guide, bagian hospitality di perhotelan, dan bagian kuliner.
Baca: Jadwal Kualifikasi Euro 2020, Inggris Lakoni Laga Penentu, Belanda dan Jerman Bersaing Ketat
Baca: Dua Pemain Senior Kandidat Kuat Gabung Timnas U-23 Indonesia di SEA Games 2019
Baca: Lewat The NextDev Summit, Telkomsel Ingin Jadi Agregator Startup Terbesar Tanah Air
Menurut Nasir, sarjana terapan atau lulusan pendidikan vokasi di bidang pariwisata memiliki kelebihan dibanding sarjana atau lulusan pendidikan akademik.
Kelebihan seorang sarjana terapan atau lulusan pendidikan vokasi pariwisata yaitu dapat bekerja tanpa membutuhkan banyak pelatihan.
"Kalau rekrutmen pegawai dari sarjana tidak bisa langsung diterapkan menjadi pegawai, harus dididik dulu," ujar Nasir.
Dalam seminar itu, Menristekdikti juga menyerahkan Surat Keputusan Perubahan Sekolah Tinggi Jakarta International Hotels School menjadi Politeknik Jakarta Internasional.
Dia menyampaikan bahwa pada tahun 2019 program Revitalisasi Pendidikan Vokasi, yang mencakup memberikan beasiswa retooling di dalam dan luar negeri mulai akan merambah fokus ke bidang pariwisata setelah sebelumnya terkait dengan bidang teknik.
"Kami perluas. Tahun kemarin mekanik sudah ada. Perhotelan belum digalakkan, harus dimunculkan. Berikutnya di bidang kulinari. Pokoknya menuju pada pariwisata. Tourism harus kita dorong. Program studi tertentu yang dulu belum masuk revitalisasi, kita masukkan," imbuhnya.
Dalam kesempatan ini turut hadir Direktur Pengembangan Perguruan Tinggi Ridwan, Pendiri Artha Graha Group (AGG) Tomy Winata, GM Hotel Borobudur James Costa, Direktur Bank AG International Indra S. Budianto, Head of Artha Telekomindo Lukito Hermawan, AG Education Advisor Editha Duarte serta para dosen dan mahasiswa Politeknik Jakarta Internasional, serta civitas academia dari Universitas Pertahanan, IPB, Lemhanas dan PTIK.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Politeknik Perhotelan dan Pariwisata Diminta Perbanyak SDM Terampil"