Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ria Anatasia
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemegang saham PT Sriwijaya Air kembali merombak jajaran direksinya. Hal ini menyusul berakhirnya perjanjian kerja sama dengan Garuda Indonesia group per 31 Oktober 2019 lalu.
Dalam surat keputusan nomor 088/SK-PS/XI/2019 tertanggal 6 November 2019, Hendry Lie sebagai perwakilan pemegang saham Sriwijaya Air mengangkat Jefferson Irwin Jauwena.
Jefferson menggantikan direktur utama dari hasil kerja sama dengan Garuda Indonesia, Joseph Adriaan Saul.
Selanjutnya, pemegang saham Sriwijaya Air menunjuk Dwi Iswantoro sebagai Direktur Teknik.
Kemudian Didi Iswandy diangkat sebagai Direktur Operasional Sriwijaya Air.
Baca: Kisruh Maskapai Penerbangan Garuda-Sriwijaya, Persoalan Internal yang Berdampak pada Penumpang
Terakhir Cecep Cahyana ditunjuk sebagai Direktur Quality, Safety & Security Sriwijaya Air.
"Surat keputusan (SK) ini berlaku terhitung sejak ditandatanganinya SK ini. Dengan ketentuan hal-hal yang dianggap perlu dan belum diatur dalam SK ini akan diputuskan kemudian," demikian pernyataan dalam surat tersebut yang didapat Tribunnews.com, Jumat (8/11/2019).
"Apabila terdapat kekeliruan terhadap ketentuan dan isi dari SK ini akan dilakukan perubahan sebagaimana mestinya," tambahnya.
Sebelumnya, hubungan kerja sama antara Garuda Indonesia group dan Sriwijaya Air kembali memanas pada Kamis (7/11/2019).
Dalam surat yang ditunjukan ke perusahaan pembiayaan (lessor), Direktur Teknik dan Layanan Garuda Indonesia Iwan Joeniarto menyebut Sriwijaya Air tak lagi menjadi bagian dari Garuda Indonesia group akibat tak menemukan kesepakatan antara kedua belah pihak.
Hal itu berimbas pada gangguan sejumlah penerbangan Sriwijaya Air berupa penundaan penerbangan (delay), pembatalan (canceled), hingga pengalihan penumpang ke NAM Air.
Di hari yang sama, kedua belah pihak bertemu di kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi. Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan usai pertemuan tersebut, keduanya sepakat untuk meneruskan kerja sama.
"Iya, diteruskan. Perjanjian itu berakhirnya Oktober, jadi tidak diperpanjang. Nah kita sarankan untuk diterusin dulu," kata Budi.
Budi melanjutkan, dalam pertemuan itu disepakati ada perombakan direksi Sriwijaya Air, yaitu Direktur SDM, Direktur Pemeliharaan dan Direktur Operasional.
Dia berharap dengan diteruskannya kerja sama dengan Garuda Indonesia group, serta ditunjuknya orang-orang baru di tubuh Sriwijaya Air bisa membuat kondisi penerbangan yang sempat terganggu menjadi normal kembali.
"Insya Allah (operasional normal kembali). Dengan struktur yang baru, dengan satu penanggung jawab yang baru mereka tentunya akan eksis dan kita upayakan tidak ada cancel dan delay," ucapnya.