TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bisnis pusat kebugaran di Indonesia diyakini akan terus bertumbuh lantaran penetrasi bisnis ini di Indonesia masih rendah, yakni baru sekitar 1 persen dari total populasi penduduk.
Merespon hal ini, Mela Gunawan bersama dua koleganya mendirikan PT Mitra Bugar Bersama (ReFIT Indonesia) di 2016 untuk mengembangkan waralaba pusat kebugaran ReFIT Club dengan konsep affordable gym dengan harga keanggotaan terjangkau, Rp 300 ribu per bulan dengan fasilitas berstandar nasional dan instruktur bersertifikasi internasional.
ReFIT Indonesia kini menawarkan waralaba ReFIT Club ini kepada mitra investor. Mela Gunawan, Co-Founder & Chief Marketing Officer ReFIT Club menjelaskan, pihaknya menawarkan konsep pasif di waralaba ReFIT Club.
Artinya, ReFIT Indonesia menjadi pihak yang sepenuhnya menyiapkan sistem dan manajemen operasionalnya, mulai dari rekrutmen SDM sampai penyediaan alat fitness.
Pihaknya memiliki tim untuk konstruksi, desain interior, pemasaran, pelatih SDM, staff bidang tekonologi informasi, serta cleaning dan maintenance service yang berpengalaman untuk membangun dan mengoperasikan ReFIT Club.
Untuk biaya pendiriaan cabang ReFIT Club, investor perlu menyediakan investasi awal senilai Rp 1,9 miliar. Dana yang diiinvestasikan tersebut untuk membeli alat-alat fitness sekitar Rp 1,2 miliar serta Rp 400 juta untuk biaya konstruksi dan sisanya untuk membangun sistem pendukung seperti CCTV, promosi, pemasaran hingga branding.
"Kami yang menyiapkan semuanya agar investasi yang ditanamkan mitra di ReFIT Club menjadi optimal,” ujar Mela di Jakarta, Minggu (17/11/2019).
Agar imbal hasil investor kian maksimal, Mela meyarankan investor sudah memiliki lahan untuk calon lokasi ReFIT Club agar tingkat pengembalian investasi (Return of Investment/ROI) bisa maksimal yakni di akhir tahun ketiga.
Mela menjelaskan, mengatakan skema investasi pasif ternyata menarik minat investor dengan mendirikan cabang ReFIT Club di Tangerang, Bekasi, Kebagusan (Jakarta Selatan) dan Sidoarjo (Jawa Timur) serta di Semarang.
“Saat ini kami memiliki 7 cabang ReFIT Club. Hanya satu yang dimiliki ReFIT Indonesia, yang sisanya adalah hasil kerjasama kami dengan para investor dan mereka mempercayakan kami untuk mengelola cabang-cabang ini,” tutur Mela.
Selain investor individual ada juga investor institusi yang menjadi mitra terwaralaba ReFIT Club.
Menurut Mela, keterlibatan mitra investor di operasional ReFIT Club di seluruh cabang relatif minim.
Tingkat kepercayaan dan reputasi para pendiri ReFIT Club diapresiasi investor lantaran imbal hasil yang diterima investor sesuai ekpektasi.
Dari total pendapatan kotor setiap bulan dipotong 10 persen untuk management fee.
"Investor ReFIT Club ada yang mengantongi keuntungan bersih sekitar Rp 80 juta per bulan di salah satu cabang ReFIT Clun yang member aktifnya sekitar 400 orang,” jelas Mela.
Jika dihitung-hitung, omset ReFIT Club yang jumlah anggotanya 400 orang itu dikalikan biaya anggota Rp 300 ribu per member, maka omsetnya ditaksir senilai Rp 120 juta per bulan dan potensi omsetnya sebesar Rp 1,4 miliar dalam setahun.
Peluang itulah yang diyakini investor bakal memberikan cuan di bisnis kebugaran segmen affordable gym.
Anthony Prayogo, investor individual yang menjadi mitra terwaralaba ReFIT Club cabang Delta Sari Indah di Sidoarjo menilai peluang bisnis industri fitness affordable gym sangat prospektif lantaran target pasarnya cukup besar dan kompetitornya masih relatif sedikit di Jawa Timur.
ReFIT Club di Sidoarjo beroperasi sejak Februari 2019 dengan lokasi sangat strategis yang berdekatan dengan Bandara Juanda dan pemukiman.
"Saya sangat puas kinerja bisnis ReFIT Club di Delta Sari Indah dalam 3 bulan di Maret hingga Mei 2019, sudah menunjukkan pertumbuhan positif yang dibantu tim ReFIT Indonesia dari sisi operasional serta manajemen. Di Jawa Timur, investor banyak yang berminat untuk bermitra dengan ReFIT Club,” ujar Anthony.
Dia menyebutkan, anggota aktif ReFIT Club Sidoarjo klini mencapai 400 orang per 31 Maret 2019 dan diharapkan mencapai 700 member aktif di akhir 2019 ini.
“Jumlah member aktif ini menunjukkan minat masyarakat untuk berolahraga di pusat kebugaran dan gaya hidup sehat kian meningkat di kalangan masyarakat, terutama di kota lapis kedua seperti Sidoarjo,” ujar Anthony.
Mela mendirikan ReFIT Club berdasarkan pengalamannya selama 9 tahun berkarier di salah satu pusat kebugaran (mega gym) ternama.
Ia mengindetifikasi biaya operasional di mega gym ini sangat besar. Ddiantaranya, biaya sewa tempat yang luas lahannya cukup besar tetapi fungsinya tidak optimal, listrik, menggaji pegawai, biaya laundry handuk dan lainnya.
Kondisi ini memicu pengelola mega gym menetapkan biaya keanggotaan yang cukup mahal yang menyasar anggota dari kalangan ekonomi menengah-atas.
Mela melihat hal ini sebagai peluang untuk mendirikan pusat kebugaran yang harga keanggotaanya lebih murah.
Namun, Mela sempat menunda keinginannya mendirikan affordable gym. Mela bersama rekannya, Irawan Amanko, mendirikan dan menjalankan perusahaan management consultant operator gym selama tahun 2012-2015.
Setelah itu, Mela dan Irawan berjumpa dengan Jerry Mulyadi yang bersedia sebagai menjadi investor untuk mendirikan cabang ReFIT Club yang pertama di Green Lake City, Tangerang.
ReFIT Club memperluas ekspansi bisnisnya di kota-kota lapis kedua (second tier) untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang menginginkan pusat kebugaran yang berkualitas internasional dengan harga keanggotaan yang kompetitif.
Rencananya di 2020 ReFIT Club akan membuka 20 cabang baru di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.