TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jika tidak ada aral melintang, Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Sokoria, Nusa Tenggara Timur (NTT) ditargetkan bisa beroperasi pada Februari 2020.
Nantinya, pembangkit yang akan menghasilkan listrik sebesar 5 megawatt (MW) akan diserap oleh PT Perusahaan listrik Negara (PLN) untuk memenuhi kebutuhan elektrifikasi di Flores.
Manager Unit Pelaksana Pembangkitan (UPK) Flores PLN Unit Induk Wilayah NTT Lambok R Siregar, mengatakan, saat ini progres pembangunannya sudah mencapai 50 persen.
Lambok optimistis, pada Februari tahun depan, PLTP Sokoria bisa beroperasi secara komersial.
Targetnya, hingga 2024, PLTP yang sudah dibangun mulai 2010 akan menghasilkan tenaga listrik hingga 30 MW.
"Untuk harga listriknya sendiri yaitu 12 cent per kwh," ujar dia kepada wartawan, Kamis (28/11/2019).
Menurut Lambok, peroperasinya PLTP Sokoria akan membantu PLN mencapai target peroperasian pembangkit listrik dari energi baru dan terbarukan (EBT).
Pembangkit listrik ini, akan makin memperkuat sistem kelistrikan di Flores khususnya dan NTT pada umumnya.
Dari kapasitas listrik sebesar 112 MW yang ada di Flores, sebanyak 20 MW berasal dari energi terbarukan. Selebihnya dipasok dari pembangkit berbahan diesel.
"Dengan adanya Sokoria, maka target EBT sebesar 23 persen di 2025 bisa tercapai sebelum 2025," katanya.
Sementara itu, Head of Corporate Affairs PT Sokoria Geothermal Indonesia Syahrini Nuryanti mengatakan, dari 7 sumur yang eksisting, 5 sumur sudah dibor.
"Satu sumur investasinya sekitar 5 juta dolar AS," katanya.