TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Amartha Mikro Fintek atau Amartha kembali menggelar acara diskusi mengangkat teman fintech dan UMKM di Indonesia. Diskusi Amartha Impact Talk Vol. 4 mengangkat tema 'Economic Outlook 2020 and The Role of Fintech and Micro Business in Indonesia' dan berlangsung di Hotel Ritz Carlton SCBD, Jakarta, Jumat (13/12/2019).
Diskusi ini menghadirkan pembicara mantan Menkominfo Rudiantara, mantan Menkeu M Chatib Basri, Staf Khusus Presiden dan pendiri serta CEO Amartha, Andi Taufan Garuda Putra dan Chief Risk and Sustainability Officer Amartha, Aria Widyanto.
Staf Khusus Presiden Andi Taufan Garuda Putra, mengatakan perjalanan Amartha dalam mendampingi UMKM memasuki usia hampir 10 tahun. Dia mengatakan, di 2020 nanti Amartha berkomitmen untuk menjangkau lebih banyak mitra dan memberikan pelayanan keuangan lebih dari sekedar pendanaan.
"Amartha sebagai alternatif investasi berdampak sosial, telah menyalurkan pendanaan Rp1,7 triliun kepada lebih dari 361 ribu perempuan pengusaha mikro di pedesaan," ujarnya.
Baca: Rocky Gerung Tanggapi Erick Thohir Tunjuk Mantan Menteri Jadi Dirut BUMN : Mungkin Sogokan Baru
Andi menjelaskan, Amartha memberikan pendanaan, pelayanan keuangan dan memberdayakan sektor UMKM dan ekonomi informal, yang tidak terlayani dan dijangkau oleh perbankan dan lembaga keuangan formal.
Sementara itu, ekonom M Chatib Basri menyatakan, mengantisipasi potensi resesi ekonomi dunia di 2020, salah satu yang dapat mendukung ekonomi Indonesia adalah UMKM dengan dukungan fintech seperti Amartha.
"Hadirnya Amartha memungkinkan sumber pendanaan yang lebih terbuka dan demokratis, sehingga menciptakan kesempatan yang lebih besar bagi masyarakat untuk terlibat memajukan pelaku UMKM dengan memberikan pendanaan," ujarnya.
Hasil riset Amartha bersama Center for Digital Society (CfDS) Universitas Gadjah Mada di tahun 2019 menunjukkan, 94 persen mitra Amartha (pelaku usaha mikro perempuan) merasa lebih sejahtera setelah bergabung dengan Amartha.
Penghasilan mereka yang awalnya hanya sekitar Rp1-2 Juta per bulan naik menjadi Rp 5-10 Juta per bulan.
Sebanyak 76 persen mitra usaha Amartha mengaku dapat membayar uang sekolah anak dari pendapatan usaha mereka.
"Usaha mereka semakin meningkat dan berkembang dan turut memberikan lapangan pekerjaan di lingkungan rumahnya," Uujar Chief Risk and Sustainability Officer Amartha, Aria Widyanto.
Mantan Menkominfo Rudiantara menilai, Amartha memberikan warna baru dalam dunia pendanaan karena selain memberikan keuntungan, juga menciptakan dampak sosial.
“Dengan kelebihan Amartha dalam teknologi, kreativitas dan inovasi telah melahirkan produk yang memberikan kesempatan kepada sektor UMKM untuk berkembang," ungkapnya.