Pernyataan tersebut disampaikan Arya Sinulingga dalam acara Apa Kabar Indonesia Malam tvOne.
"Nah lebih jauh lagi ternyata ada Pertamina, ada 142 anak perusahaan, kita belum tahu," ujar Arya, dikutip dari YouTube Talk Show tvOne, Jumat (13/12/2019).
Arya Sinulingga menuturkan, ada lima poin yang harus disampaikan Ahok dalam laporannya yang harus diserahkan kepada Erick Thohir pada Januari 2020 mendatang.
"Pertama mana yang relevan dengan korporasi bisnisnya Pertamina, yang kedua mana yang menguntungkan, yang ketiga mana yang rugi kemudian mana yang bisa di mergerkan, dan mana yang bisa ditutup," jelas Arya.
"Ini tugas Pak Ahok untuk mendata sebagai Komut untuk mengadakan pendataan dan menganalisa seluruh anak perusahaan Pertamina dalam waktu satu bulan," lanjutnya.
Sebelumnya, Erick Thohir menjelaskan alasan dari pemilihan Ahok sebagai Komisaris Utama Pertamina.
Erick menilai, Ahok adalah sosok pendobrak yang akan membantu Pertamina mencapai target-target ke depannya.
Hal itu disampaikan Erick Thohir di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (22/11/2019).
Menurutnya salah jika orang-orang menganggap pendobrak artinya suka marah-marah.
"Karena itu, kenapa kita perlu orang yang pendobrak, pendobrak bukan marah-marah, saya rasa Pak Ahok berbeda," ujar Erick Thohir, dikutip dari YouTube Kompas TV.
Sebab, dengan adanya sosok pendobrak seperti Ahok, Pertamina bisa mencapai targetnya.
"Kita perlu figur pendobrak, agar ini semua berjalan sesuai target," ujarnya.
Saat mengumumkan pemilihan Ahok sebagai Komisaris Pertamina sebelumnya, Erick Thohir mengatakan dirinya berencana memimpin rapat bulanan 30 perusahaan, dengan mengundang semua direksi utama dan komisaris utama secara dalam satu waktu.
"Rapat bulanan untuk 30 perusahaan akan saya lakukan langsung oleh saya, dimana saya mengundang dirut dan komut secara bersamaan," ungkapnya.