Manajemen Jiwasraya Ceroboh
Teguh menilai, langkah manajemen Jiwasraya yang membeli saham yang pergerakannya terlalu berfluktuatif di bursa dan memiliki kapitalisasi pasar (market cap) yang kecil sangat tidak prudent dan melanggar peraturan yang ada di OJK. Saham Trada Maritim
“Apa tujuannya manajemen Jiwasraya membeli saham-saham itu?"
"Saham TRAM dan IIKP merupakan saham yang tak layak dibeli oleh institusi. Dari valuasi saham dan fundamental perusahaan TRAM dan IIKP tak layak untuk investasi. Perusahaannya jelek sekali karena rugi. Kenapa management Jiwasraya membeli saham itu,” beber Teguh.
Teguh menegaskan, saham yang dinilai tak layak dibeli oleh Jiwasraya adalah Semen Baturaja. Meski perusahaan tersebut merupakan BUMN, namun kinerjanya tidak bagus.
Teguh meyakini management Jiwasraya merupakan orang pintar dan berpengalaman di pasar modal puluhan tahun.
Namun Teguh heran kenapa manajemen Jiwasraya tetap membeli saham-saham yang memiliki kinerja buruk. Dibelinya saham busuk oleh management Jiwasraya dinilai Teguh ada unsur kesengajaan.
“Sangat tak masuk akal mereka membeli saham yang kinerjanya buruk. Apa tujuannya membeli saham yang kinerjanya buruk."
"Manajer investasi dan management Jiwasraya seharusnya bisa menganalisa kinerja saham. Saya yakin ini pasti disengaja oleh management Jiwasraya,” tandas Teguh.
Periksa Direksi Jiwasraya
Agar kasus Jiwasraya ini terang benderang dan tidak menjadi komoditas politik, Teguh meminta aparat penegak hukum seperti kepolisan, Kejaksaan atau KPK dapat segera turun dan memeriksa manajemen Jiwasraya.
Termasuk pula, manajemen Jiwasraya yang berani menawarkan bunga fix yang besarnya di atas bunga deposito, dan semua risiko investasi ditanggung oleh Jiwasraya sendiri.
"Seharusnya manajemen asuransi dilarang menjanjikan keuntungan karena bertentangan dengan regulasi yang ada di pasar modal dan asuransi," tegasnya.
“Aparat penegak hukum harus memanggil seluruh management, auditor dan OJK yang pada saat itu bertugas. Pasti akan terbuka semua. Termasuk bandar sahamnya,." kata dia.
Menututya, hal tersebut tidak susah untuk mengungkapnya. "Jangan malah politikus itu menyalahkan Presiden Jokowi atau Menteri BUMN. Itu semua ngak nyambung. Yang jelas-jelas salah itu direksi Jiwasraya pada saat itu,” ujar Teguh.