TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Putra Rajawali Kencana Tbk (Pura Trans) berencana menggelar penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) dengan melepas 1,8 miliar saham atau setara 33,95 persen.
Perusahaan jasa transportasi darat (JPT) ini menargetkan total dana yang dihimpun diperikiran mencapai Rp 189 miliar.
Pura Trans juga akan menawarkan waran sebagai pemanis IPO.
Baca: Ini Sejumlah Keuntungan Bagi UMKM yang Go Public
Baca: Saham IPO Sering Auto Reject Dianggap Liar, Begini Kata BEI
Perseroan menggelar penawaran awal (bookbuilding) 2-9 Januari, sedangkan penawaran umum pada 22-23 Januari 2020.
Perkiraan pencatatan saham dan waran pada 30 Januari 2020. Bertindak sebagai penjamin emisi adalah UOB Kay Hian Sekuritas.
Direktur Utama Pura Trans Ariel Wibisono menuturkan, sebanyak 38 persen dana IPO saham akan digunakan untuk membeli truk Hino bekas sebanyak 67 unit dan Hino baru 39 unit, lalu 46 persen untuk pembelian kendaraan trailer dan tronton sebanyak 99 unit, 10,5 persen untuk pembelian karoseri berupa ekor trailer 20 FT sebanyak 30 unit dan flatbed sebanyak 45 unit.
Lalu, dia melanjutkan, sebanyak 4,5 persen digunakan untuk pembelian ban dan aksesoris.
"Adapun dana dari hasil pelaksanaan waran seluruhnya akan digunakan untuk pembelian tanah akan dijadikan keperluan parkir dan bengkel armada," ujar Ariel di Jakarta, Senin (6/1/2020).
Menurut dia, dana hasil waran juga digunakan untuk keperluan belanja modal, seperti operasional dan penyempurnaan, serta peningkatan sistem IT perseroan.
Tujuannya agar kegiatan operasional lebih efisien dan terintegrasi.
Perseroan akan menyempurnakan sistem IT supaya proses pengiriman bisa dimonitor secara cepat dan proses administrasi bisa cepat dan akurat.
Pelanggan sebagai pemilik barang bisa memonitor serta berkomunikasi dan menerima laporan segala proses pengiriman secara tepat.
Ke depan, dia menuturkan, perseroan akan menghubungkan sistem IT Pura dengan pelanggan. Dengan demikian, pelanggan Pura bisa secara efisien mengetahui ketersediaan armada secara cepat, serta membantu akurasi permintaan armada lebih tepat.
"Inisiatif seperti ini hanya dilakukan oleh Pura Trans di sektor JPT. Semua ini dilakukan agar proses bisnis menjadi efisien," papar dia.
Saat ini, Pura Trans memiliki total armada sebanyak 155 unit, dengan jangkauan operasi Jawa hingga Bali.
Truk yang digunakan adalah Hino. Pura Trans melayani dua segmen pengiriman barang, yakni proyek pembangunan dan distribusi komoditas serta barang jadi.
Di segmen proyek pembangunan, Pura Trans mengangkut beberapa material, antara lain asbes, batu bata ringan, dan semen putih. Adapun komoditas yang diangkut meliputi pupuk, minyak goreng, sedangkan barang jadi seperti keramik dan air minum dalam kemasan (AMDK).
Beberapa klien Pura Trans antara lain PT SMART Tbk, PT Superior Prima Sukses, PT Kebun Tebu Mas dan PT Lisa Concrete Indonesia. PT Platinum Ceramics Industry, dan produsen air mineral Pristine, PT Kreasi Mas Indah.
"Kami melakukan IPO untuk memperkuat struktur permodalan, sehingga bisa menambah armada truk untuk mempertahankan dominasi di bisnis JPT darat berbasis truk. Apalagi, kami berniat memperkuat jasa angkutan multimoda dengan menggandeng perusahaan pelayaran dan operator kereta api," tegas dia.