TRIBUNNEWS.COM – Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi mengembangkan inovasi tepat guna yakni budidaya cacing sutera (Tubifex) dengan sistem apartment.
Inovasi teknologi tersebut diluncurkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo bertepatan dengan pembukaan Rapat Kerja Teknis (Rakernis) Perikanan Budidaya di Palembang, pada Senin malam (27/1/2020).
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto mengatakan inovasi budidaya cacing sutera sistem apartemen ini menjadi jawaban atas permasalahan penyediaan pakan alami cacing sutera yang secara umum masih tergantung dari hasil tangkapan alam.
Menurut Slamet, kebutuhan cacing sutera terus meningkat di kalangan para pembenih ikan air tawar.
Cacing Sutera, masih menjadi pakan alami yang paling efektif bagi benih ikan air tawar. Ini karena kandungan nutrisi yang terkandung dalam cacing sutera sangat tinggi terutama protein yang berkisar 57 hingga 60 persen.
"Ketersediaan cacing sutera sepanjang tahun menjadi keniscayaan. Hingga saat ini memang pembenih masih menjadikan pakan alami ini sebagai andalan. Sementara kebutuhannya masih tergantung dari alam," kata Slamet dalam keterangannya, Selasa (28/1/2020).
Baca: Warga Geger Ribuan Ikan di Aliran Sungai Bangka Mati Misterius, Penyebabnya Masih Diselidiki
"Saya rasa inovasi sistem apartement ini menjadi solusi untuk menjamin suplai cacing sutera sesuai kebutuhan dan tersedia sepanjang tahun.
Di sisi lain, tentu harga nantinya bisa terjangkau oleh para pembenih. Setelah launching ini, nanti akan kita siapkan bagaimana action plan nya agar dalam setahun ini, inovasi ini bisa cepat memasyarakat di sentral sentral perbenihan air tawar di Indonesia", jelas Slamet.
Sementara itu, Kepala BBPBAT Sukabumi, Supriyadi mengemukakan bahwa sistem apartment memiliki berbagai keunggulan dibanding konvensional, di antaranya : lahan yang digunakan lebih efisien karena wadah budidaya yang dibuat vertikal; suplai cacing sutera dapat disediakan sesuai kebutuhan dan sepanjang tahun.
Kemudian kualitas yang lebih baik karena lebih bersih dari kontaminan cemaran di alam; serta produktivitas yang lebih tinggi dibanding konvensional.
Jika sistem konvensioal produktivitas hanya 0,5 liter per meter persegi per bulan, maka produktivitas sistem apartment minimal 1,2 liter per meter persegi per bulan.
Di samping itu, sistem ini menjadi alternatif usaha yang menjanjikan bagi masyarakat.
"Sesuai arahan pak Dirjen, saat ini balai akan mulai membuat beberapa percontohan di beberapa daerah. Ini dimaksudkan sebagai upaya memperkenalkan inovasi ini di kalangan masyarakat, sehingga ke depan akan mampu diadopsi secara massal, khususnya di sentral-sentral perbenihan", kata Supri.