TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kedutaan Besar Singapura di Indonesia menggelar pertemuan dengan sejumlah pengusaha Indonesia di Shangri-La Hotel, Jakarta, Selasa (4/2/2020).
Di pertemuan yang juga dihadiri Presiden Singapura Madam Halimah Yacob itu dicetuskan tentang keinginan serius Singapura berinvestasi mengembangkan Kawasan Ekonomi Khusus di kawasan industri di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah.
Salah satu pengusaha Indonesia yang hadir di pertemuan tersebut, Setyono Djuandi Darmono, founder dan chairman Jababeka Group, mengaku sangat terkesan atas isi pembicaraan.
Dia berdiskusi hangat dengan Madam Halimah Yacob.
Jababeka Group selama ini menjadi partner Singapura dan telah mengembangkan proyek bersama dengan Sembcorp berupa proyek joint venture Kawasan Industri Kendal.
Kepada Darmomo, Madam Halimah menananyakan sudah sejauh mana pengembangan Kawasan Industri Kendal yang telah mendapat status baru menjadi Kawasan Ekonomi Khusus.
Baca: Anies Baswedan Kantongi Restu Istana Lanjutkan Revitalisasi Monas, Mensesneg Minta Ini. . .
"Sangat maju, karena dari dua pemerintah, baik Indonesia dan Singapura, sangat mendukung. Hingga saat ini sudah ada 61 investor dari delapan negara (Indonesia, Singapura, Korea Selatan, Taiwan, Japan, China, Hong Kong dan Malaysia) dengan total investasi Rp 15,8 triliun, dan telah mempekerjakan 8.950 orang," ujar S.D Darmono di sela pertemuan.
Baca: BREAKING NEWS: Menkeu Era Orde Baru JB Sumarlin Meninggal Dunia
Madam Halimah merasa puas dan berharap dalam waktu dekat semakin banyak investor yang membuka pabrik di Kendal.
S.D Darmono juga menyatakan apresiasinya pada perhatian yang diberikan Singapura, khususnya madam Halimah yang ikut mempromosikan Kawasan Ekonomi Khusus Kendal hingga bisa berkembang dalam waktu cepat.
Sebelumnya Menteri Perindustrian Republik Indonesia, Agus Gumiwang Kartasasmita bertemu dengan Menteri Perdagangan dan Perindustrian Singapura, Chan Chun Sing di kantor Kemenperin.
Keduanya sepakat menguatkan kerjasama bilateral untuk meningkatkan daya saing sektor industri, dengan meningkatkan investasi untuk implementasi program pendidikan vokasi yang diyakini akan mendorong pertumbuhan ekonomi kedua negara.