TRIBUNNEWS.COM, MINAHASA UTARA - Mahalnya pakan ikan masih menjadi salah satu kendala dalam membangun industri perikanan budidaya di Indonesia.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Kelautan dan Perikanan ( KKP) Edhy Prabowo mengatakan saat ini pihaknya tengah mendorong salah satu pakan alternatif berbiaya murah, salah satunya maggot.
Maggot merupakan serangga Black Soldier Fly (BSF) pemakan bahan organik (sampah organik) dan mengubahnya menjadi protein tinggi untuk budidaya ikan.
Baca: Berderai Air Mata, BCL Beberkan Perasaan Pilunya Ashraf Sinclair Meninggal: Its Not Easy
Baca: GoPay: Bayar SPP Pakai Fitur GoBills Merupakan Inovasi Sekolah, Tak Ada Kaitan dengan Kemendikbud
Baca: Mata Elang dan Ojek Online Bentrok di Rawamangun, Dipicu Masalah Kredit Motor
"1 kilo ikan budidaya dihasilkan dengan 2 kilo pakan. Kalau pakai maggot, 1 kilo ikan hanya butuh 0,8 kilo maggot. Bila ini kita masifkan, maka akan lebih banyak penghematan," kata Edhy di Tatelu, Minahasa Utara, Selasa (18/2/2020).
Tak hanya membuat harga pakan perikanan budidaya jadi lebih terjangkau, maggot mampu mengurangi sampah organik di lingkungan.
"Maggot bisa mengurangi sampah organik yang ada. Dari 7 ton sampah organik, kemudian akan menghasilkan 3,5 ton (maggot). Di samping sampah organik yang 7 ton itu hilang menjadi pupuk lagi, kebayang tidak?" jelasnya.
Sementara saat ini, Edhy mengaku telah memerintahkan seluruh balai budidaya untuk mengolah maggot dari limbah-limbah organik tersebut.
"Di sini (Balai Perikanan Budidaya Air Tawar di Tatelu) sedang melakukan itu juga. Jadi sudah saya perintahkan harus seluruh balai. Ini terobosan dari jawaban mahal dan sulitnya pakan ikan budidaya," pungkas Edhy.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Polemik Pakan Ikan Masih Mahal, Ini Kata Menteri KKP"