Saldo yang sudah diisi di platform ini juga digunakan untuk aneka transakasi termasuk membayar tagihan listrik dan air PDAM.
"Untuk transaksi, kita tonjolkan di bisnis e-commerce, kita menyediakan prdouk-produk Charoen Phokphan seperti daging ayam potong, nugget, sosis serta aneka produk seafood dari grup Charoen seperti ikan dori, siomay dan lain-lain. Di aplikasi ini kita menyebutnya Love Market."
Dia menjelaskan, sejak resmi live di Agustus 2017, per pekan ini pihaknya sudah memiliki sekitar 1.700 mitra agen. "Tahun ini kita punya target 100.000 agen," ujarnya.
Agen yang sudah beroperasi tersebut umumnya berada di Jabodetabek dan Jawa Barat. Tapi juga ada dalam jumlah kecil di Semarang, Solo, Karawang, Bali, Lombok dan lain-lain.
"Kita saat ini punya 12 area sampai di NTT. Kita coba garap pasar di sana. Kita tidak berlakukan saldo minimal karena kita bukan penyedia uang elektronik. Kita menyebutnya deposit," jelasnya.
Karena itu, metode pembayaran belum bisa dilakukan melalui di QRIS karena pihaknya belum punya izin di sana.
"Kita beda dengan pemain lain seperti Dana, Gopay atau Ovo karena kita bukan payment method. Tapi untuk semua transaksi ada di aplikasi kitam," imbuhnya.
Kelebihan dibanding fintech lain, Love Indonesia mengklain bisa menjual produk kombinasi, selain untuk pembayaran dan pengiriman uang kita juga bisa untuk belanja aneka produk.
"Kita mencoba mencari solusi untuk sejumlah problem di jasa remitansi selama ini seperti memungut fee terlalu besar, margin tgerlalu besar dan proses pengiriman tidak real time, ada delay. Kita coba meminimalkan problem-problem seperti itu. Maka itu Love hadir di banyak negara," ujarnya.
Dia menambahkan, di bisnis penyediaan solusi pengiriman uang ini cost of fund atau sumber dananya harus luas.
"Biaya kirim juga harus murah dan harus cepat. Delay-nya jangan sampai lebih dari satu hari. Karena itu kita juga berpartner dengan money tgransfer operator di sejumlah negara," sebutnya.
Untuk bisnis remitansi ini pasar yang dibidik adalah pekerja migran dan pedagang yang kerap melakukan PO ke luar negeri, terutama UMKM yang barangnya banyak berasal dari luar negeri.
Di bisnis e-commerce, selain menjual barang dari grup sendiri, Love Indonesia menurut Calindra, juga juga memasarkan produk sembako.
"Kita bekerjasama dengan salah satu partner grosir terbesar di Indonesia, dengan merek Laris. Barang yang dijual mulai dari beras sampai air minum. Mitra kita yang punya deposit bisa berbelanja untuk dijual lagi atau dipakai sendiri," ujarnya.