News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Pasokan Komponen Industri Elektronik Tersendat Gara-gara Wabah Corona

Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi virus Corona.(Shutterstock)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Virus corona mulai memberikan dampaknya terhadap pelaku industri elektronik. Ini akibat merosotnya aktivitas perdagangan China.

Arus pasokan komponen dan bahan baku dari negara tersebut mulai terasa tersendat, sehingga mengancam kegiatan produksi dan ekspor industri elektronik nasional.

Pemerintah melalui instansi terkait diharapkan bisa mengeluarkan kebijakan yang dapat membantu pelaku industri elektronik mengatasi masalah pasokan bahan baku dan komponen ini.

Baca: Hadapi Incaran Donald Trump, Ekonom Berikan Saran pada Pemerintah Indonesia

Baca: Kronologi Lengkap Mahathir Mohamad Undurkan Diri Sebagai PM Malaysia, Umumkan Lewat Twitter

“Sebagian bahan baku dan komponen produk elektronik, kita masih menggunakan komponen dari China karena harganya memang lebih bersaing dibandingkan pemasok negara lain," kata Ketua Umum Gabungan Elektronika (GABEL) Oki Widjaya dalam keterangannya, Senin (24/2/2020).

Oki menjelaskan, merebaknya wabah virus corona menyebabkan pasokan komponen dari China mulai tersendat. Kondisi ini, imbuh dia, akan sangat mengganggu kegiatan produksi dan ekspor industri elektronik nasional.

"Melihat dampak virus corona yang kian masif, kami harapkan pemerintah memberi perhatian terhadap pasokan komponen ini, agar tidak berdampak buruk pada kinerja produksi dan ekspor industri elektronik nasional,” terang Oki.

Ia menyatakan, pihaknya mendesak pemerintah melalui koordinasi Menko Perekonomian, Menteri Keuangan, Perindustrian, Perdagangan, Tenaga Kerja, dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, pemerintah segera melakukan sinergi menyelamatkan sektor industri primadona ekspor dari dampak buruk penyebaran virus corona.

“Tanpa upaya komprehensif dikhawatirkan kegiatan produksi industri elektronik tersendat, bahkan terancam berhenti. Apabila kondisi ini tak juga teratasi akan berdampak signifikan terhadap neraca perdagangan, penerimaan negara, nasib tenaga kerja, dan investasi," ungkap Oki.

Sementara itu, Sekjen GABEL Daniel Suhardiman mengungkapkan, terjaminnya pasokan komponen untuk industri elektronik nasional harus diakui merupakan salah satu faktor pendukung utama industri ini masih memiliki peluang menjadi pemain yang kuat di pasar domestik.

"Apalagi pemerintah juga mengklaim, sektor elektronik sesuai peta jalan industri Indonesia 4.0 merupakan salah satu dari lima kelompok manufaktur yang akan menjadi pionir dalam penerapan revolusi industri generasi keempat di Tanah Air," ujar Daniel, yang juga menjabat sebagai Direktur PT Panasonic Manufacturing Indonesia.

Namun saat ini tidak bisa dipungkiri, kedalaman struktur industri elektronik nasional dan turunannya masih sangat terbatas, sehingga ketergantungan terhadap pasokan komponen dan bahan baku impor masih besar, termasuk dari China.

Jika aktivitas produksi, jalur logistik atau kegiatan bongkar muat di pabrik hingga pelabuhan di China menurun karena wabah virus corona maka dampaknya akan langsung dirasakan pelaku industri nasional.

Lambat laun pelaku industri akan kehabisan stok materil untuk memproduksi lokal komponen, sehingga tidak bisa membuat produk jadi elektronik.

"GABEL menilai perlu pemerintah menyiapkan payung antisipasi terhadap kemungkinan pukulan keras terhadap sektor elektronik akibat virus corona," ucap Daniel.

Ia menyebut, kebijakan itu minimal mendorong dan membantu pelaku industri elektronik mendapatkan sumber pasokan alternatif dari negara lain selain China untuk sementara waktu

“Misalnya dengan memberi insentif agar pengadaan material bahan baku dan penolong dari negara non-China hargaya tetap kompetitif. Apakah pengurangan beban biaya logistik, energi, dan sebagainya,” kata dia.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Imbas Virus Corona, Pasokan Komponen Industri Elektronik Tersendat"

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini