TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS masih melanjutkan pelemahan pada awal perdagangan di pasar spot pada Senin (2/3/2020).
Mengutip data Bloomberg, pada pukul 08.42 WIB rupiah dubuka pada level Rp 14.375 per dollar AS atau melemah 0,40 persen dibanding penutupan Jumat Rp 14.318 per dollar AS.
Baca: Menkes Bantah Pernyataan Anies soal Virus Corona
Baca: Catat, Tiket Pelabuhan Merak Hanya Bisa Dipesan Secara Online Mulai Bulan Ini
Kepala Riset dan Edukasi PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, wabah virus corona masih menjadi headline dan sentimen negatif yang mengancam pergerakan rupiah.
"Untuk aset berisiko pada awal pekan ini, termasuk rupiah berpotensi tertekan lagi," kata Ariston kepada Kompas.com.
Menurut dia, ada banyak berita yang menginformasikan penambahan orang terinfeksi di luar China dengan laju yang cepat seperti di Korea, Italia dan Iran, dan ada negara baru yang terinfeksi.
Tak hanya pada rupiah, sentimen virus corona juga menerjang pegerakan bursa saham Asia. Para investor cenderung memgalihkan asetkan ke aset yang lebih aman, sehingga aset aman bakal terdongkrak nilainya.
"Indeks saham Asia terlihat dibuka negatif pagi ini. Pasar masih tertarik mengalihkan aset ke aset aman," jelasnya.
Sementara itu, dari sentimen eksternal, Yield Obligasi pemerintah AS terus turun ke level terendah baru di 1,027 perae karena tingginya permintaan.
Pasar juga mengantisipasi buruknya data indeks aktivitas manufaktur China bulan Februari. Data berpotensi menunjukkan aktivitas manufaktur China akan berkontraksi.
"Kontraksi manufaktur di China bisa memberikan dampak negatif ke negara partnernya terutama penyedia bahan baku" ungkap Ariston.
Ariaton memproyeksikan rupiah hari ini akan bergerak pada kisaran Rp 14.100 per dollar AS aampai dengan Rp 14.400 per dollar AS.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Masih Dibayangi Corona, Rupiah Lanjutkan Pelemahan"