Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengaku tersentak saat mengetahui harga minyak dunia anjlok 25 persen lebih ke level 30 dolar AS per barel.
Perry menjelaskan, padahal sentimen wabah virus corona sebelumnya belum selesai, justru dunia dikagetkan kembali dengan anjloknya harga minyak.
Baca: Harga Minyak Mentah Terjun Bebas Pasca Saudi Deklarasi Perang Harga
"Awal tahun muncul kesepakatan dagang, lalu redup lagi dengan virus corona menyebar ke Amerika Serikat, Italia, Perancis. Pagi ini, dihentakkan dengan perang minyak bikin harga turun dari 60 dolar AS jadi 30 dolar AS," ujarnya di Komplek BI, Jakarta, Senin (9/3/2020).
Menurutnya, dunia sekarang sedang menghadapi era menurunnya globalisasi dan cepatnya digitalisasi, sehingga menimbulkan kekhawatiran pelaku pasar.
"Inilah contoh-contoh bahwa menurunnya globalisasi cepat. Kemudian, di sisi lain meningkatnya digitalisasi," kata Perry.
Hal tersebut, lanjutnya, juga terasa di pelaku perbankan karena sekarang membuka rekening atau mengajukan kredit cukup melalui aplikasi digital.
"Dulu bankir duduk di kantor, pemohon kredit datang. Sekarang harus membuka akses ke apps digital, buka akun tidak harus ke bank, minta kredit dulu sowan ke bankir, sekarang sambil makan siang dengan keluarga," pungkasnya.