Menurutnya, saat ini China tengah berada di fase pemulihan wabah virus corona.
Baca: Imbas dari Virus Corona, Air Tahiti Nui Jadi Punya Penerbangan Terjauh di Dunia
Baca: Langkah Mudah Membuat Hand Sanitizer di Rumah, Bisa Cegah Corona, Lengkap dengan Videonya
Untuk itu, Retno berharap, setelah ini China bisa membantu negara-negara di dunia dalam menghadapi wabah yang muncul pertama kali di Kota Wuhan ini.
"Kita melihatnya gini di Wuhan, mereka mengisolasi dua bulan dan ia selesai dengan masalah itu."
"Saya kira ini saatnya China mengulurkan tangan untuk membantu negara-negara yang saat ini bermasalah dengan virus corona."
"Sekaligus dia (China) membangkitkan lagi kegiatan ekonominya," ungkapnya.
Ia juga mengatakan, sebenarnya Eropa dan Amerika Serikat pun tidak siap dengan krisis yang ditimbulkan akibat wabah ini.
"Yang kita lihat negara yang bisa mengatasi dengan baik kan China dan Korea Selatan sementara yang lainnya masih mencari cara terbaik," terang Retno.
Ia memperkirakan, lemahnya rupiah terhadap dolar AS akan berlangsung agak panjang.
"Kalau kita melihat situasi di Indonesia, bisa jadi memang agak panjang."
"Tentunya saat ini kita masih menghitung, kira-kira akan sampai berapa bulan kita akan menghadapi kasus corona ini di Indonesia," terang Retno.
Jika berdasarkan status darurat corona yang diperpanjang sampai 29 Mei 2020, maka rupiah juga akan melemah sampai saat itu.
"Masih panjang, tapi mudah-mudahan kita bisa bertahan dengan mengutamakan sisi kemanusiaan kita," terangnya.
Menurutnya, dampak dari rupiah yang melemah juga dapat dilihat dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang juga anjlok.
Baca: Soal Mudik di Tengah Wabah Corona, Maruf Amin: Saat Ini Menjaga Diri Lebih Dianjurkan
Baca: Jokowi Umumkan Hasil Tes Corona: Saya dan Ibu Iriana Dinyatakan Negatif
Namun, Retno mengatakan, ada jalan yang bisa menyelamatkan Indonesia dari krisis ekonomi ini.