TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masyarakat terutama yang tinggal di perkotaan saat ini lebih sering membeli makanan jadi. Hal ini menjadi peluang bagi restoran cepat saji seperti Marugame Udon yang berlisensi di bawah PT Sriboga Marugame Indonesia (SMI).
Namun, bisnis kuliner bisa dibilang merupakan usaha yang berisiko. Banyak sekali faktor-faktor eksternal maupun internal yang bisa mempengaruhi omzet restoran.
Modal besar, lokasi strategis, dan cita rasa enak bukan lagi jaminan tunggal untuk bisa bertahan di tengah tingginya persaingan pasar.
Baca: Persija Jakarta Kosongkan Mess dan Akan Lakukan Penyemprotan Disinfektan
Baca: Polri Tangani 46 Kasus Hoaks Terkait Penyebaran Virus Corona
Untuk mengoptimalkan profit dan pertumbuhan yang seimbang, Akhmad Nurhidayat, Chief Financial Officer PT Sriboga Marugame Indonesia mengungkapkan pentingnya pengelolaan keuangan restoran yang baik untuk mendukung keputusan bisnis strategis.
Berikut ini adalah tiga tips dari Marugame tentang manajemen finansial restoran yang optimal:
1. Evaluasi kinerja keuangan secara konsisten
Baca: Lockdown karena Corona, Anang Hermansyah Keluhkan Ashanty Dasteran Terus & Tak Make Up di Rumah
Pertama-tama, setiap restoran harus menetapkan target return dari investasi atau target lainnya misal sales growth atau jumlah pembukaan outlet dalam waktu tertentu di awal lalu mengevaluasi pencapaiannya. Evaluasi pencapaian dilakukan dengan alat ukur yang sesuai atau disepakati oleh top manajemen khususnya oleh CFO.
Misalnya, dalam industri restoran, dikenal istilah same-store sales growth dan same-store transaction growth. Kedua istilah ini adalah membandingkan sebuah restoran yang memiliki masa operasi yang sama dari dua tahun yang berbeda, dilihat dari pertumbuhan sales dan pertumbuhan transaksi.
“Evaluasi ini harus dilakukan secara konsisten dan berkala untuk melihat trennya dengan laporan dan analisa keuangan perusahaan sebagai referensi utama. Bila ada yang tidak mencapai target, kita kaji apa yang bisa diperbaiki. Ini kunci penting agar kinerja keuangan bisa selalu terkontrol terutama apabila memiliki banyak cabang seperti PT Sriboga Marugame Indonesia,” ungkap Akhmad dalam keterangan resmi, Rabu (25/3/2020) kemarin.
Menurutnya, bisnis sebaiknya tidak cukup hanya memiliki laporan keuangan, namun juga harus memahami apa makna dibalik angka-angka tersebut.
Apakah angka yang ada berarti bisnisnya beroperasi dengan baik atau bahkan performanya di bawah rata-rata. Dan dari hal itu, top manajemen bisa mengambil keputusan untuk mengoptimalisasi cabang restoran yang ada.
2. Memastikan pertumbuhan terjadi secara berkesinambungan
Pada banyak kasus, top manajemen terlalu fokus pada pertumbuhan outlet atau omzet dan sedikit mengesampingkan profit. Padahal, ada banyak aspek lain yang dapat mempengaruhi keberlangsungan bisnis dalam jangka panjang. Misalnya, loyalitas konsumen, inovasi produk, hingga manajemen SDM.
“Merekrut karyawan berkualitas dan melatih mereka tentu butuh banyak waktu dan biaya. Karena itu, sebisa mungkin harus membuat karyawan nyaman dan betah, karena jika turn over tinggi, maka itu juga akan berpengaruh pada performa operasi restoran yang berdampak ke kinerja keuangan,” ungkapnya.