TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE) mencatatkan kinerja positif berdasarkan laporan keuangan (Audited) per tanggal 31 Desember 2019.
Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Tahun Buku 2019 di Best Western Premier The Hive, Jakarta, Selasa (31/3/2020) disebutkan, WEGE meraih pertumbuhan laba mencapai Rp 456,37 miliar di akhir tahun 2019.
Adapun total aset mencapai Rp 6,19 triliun, dengan ekuitas tercatat Rp 2,46 triliun serta kas Setara kas hingga akhir tahun 2019 sebesar Rp1,46 triliun.
Dari hal tersebut, RUPST tahun ini menyetujui pembagian dividen sebesar Rp 112,914,534,059 atau senilai Rp 11,80 per lembar saham.
Dividen tersebut berasal dari alokasi 25% dari laba bersih 2019 sebesar Rp 451,658,136,234.
Menurut Direktur Utama Nariman Prasetyo, dari kinerja perusahaan tersebut, mencerminkan Net Profit Margin (NPM) tahun 2019 sebesar 9,99% dan Return on Equity sebesar 18% (di atas rata-rata industri), sedangkan rasio utang bank perusahaan (Debt to Equity Ratio/DER) di bawah 1x, jauh dari rasio utang 2x sebagai batas aman di industry konstruksi.
“Kondisi keuangan tersebut mencerminkan fundamental WEGE yang sehat dan tumbuh,” jelas Nariman.
Sementara itu terkait cash flow perusahaan per 31 Desember 2019, WEGE membukukan arus kas dari aktivitas operasi mencapai Rp139,27 miliar yang berasal dari pencairan piutang serta pembayaran uang muka dari pelanggan.
“Arus kas positif ini menunjukkan bahwa operasi perusahaan dapat menghasilkan kas yang cukup untuk membayar dividen dan investasi baru,” tambahnya.
Nariman menjelaskan pencapaian laba bersih ini merupakan perwujudan komitmen WEGE terhadap stakeholder.
“Di tahun 2019, dimana masa penawaran proyek-proyek dari pemerintah dan BUMN yang biasanya dilakukan di awal tahun mundur dari rencana karena siklus Pemilu di Indonesia, namun WEGE tetap dapat mencatatkan pertumbuhan kinerja positif, karena komitmen kami untuk fokus pada peningkatan laba perusahaan salah satunya melalui pengelolaan keuangan terutama biaya dengan baik serta mampu mengendalikan kontrak-kontrak yang diperoleh melalui efisiensi pengendalian secara berjenjang, sentralisasi serta inovasi,” ujar Nariman.
Target 2020
WEGE menargetkan pada tahun 2020 akan memperoleh kontrak dihadapi sebesar Rp 27,29 triliun atau naik 56,66% dari realisasi Order Book tahun 2019 Rp17,42 triliun.
Total kontrak dihadapi ini terdiri dari target kontrak baru tahun 2020 sebesar Rp14,94 triliun dan carry over tahun 2019 sebesar Rp12,34 triliun.
“Komposisi perolehan kontrak baru tahun 2020 direncanakan berasal dari Pemerintah: 42%, BUMN: 38% dan Swasta: 20%,” jelas Nariman.
Dari komposisi tersebut, menunjukkan bahwa WEGE memiliki pasar yang jelas dan independen karena porsi kontrak baru berasal dari eksternal, di luar dari proyek-proyek yang berasal dari PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) selaku Holding Company.
Sementara itu, untuk Penjualan (Termasuk Penjualan KSO) WEGE menargetkan Rp8,63 triliun dengan target laba bersih tahun 2020 Rp558 miliar. Sementara untuk pengembangan bisnis di tahun 2020, perusahaan menggelontorkan Belanja
Modal sebesar Rp 692,4 miliar yang diperuntukkan untuk Fixed Asset, Capital Placement, Acquisition, Concession dan Industry Development. Anggaran Capex tersebut berasal dari kas internal, pinjaman bank dan dana IPO.
Menurut Nariman, untuk mencapai target tersebut, perusahaan melakukan beberapa strategi seperti; Selektif market pada pasar premium dan prospektif, Ekspansi pasar luar negeri bersinergi dengan Holding Company, Modularisasi, Design and Build serta Optimalisasi BIM secara menyeluruh.
“WEGE optimistis target perusahaan 2020 dapat tercapai karena perusahaan memiliki pasar yang jelas dan independen dengan dukungan fundamental perusahaan yang sehat,” ujar dia.
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul WEGE Bagikan Dividen Rp 112,9 Miliar