News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Eksklusif Tribunnews

Yustinus Prastowo Resmi jadi Staf Khusus Menkeu Sri Mulyani: Kagok, Sekarang Hati-hati

Editor: Rachmat Hidayat
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Yustinus Prastowo

Lalu dunia usaha. Saat ini ada tekanan yang cukup besar di dunia usaha. Maka diharapkan ada insentif, stimulus, yang sekarang sudah mulai digelontorkan pemerintah untuk menjaga supaya industri tidak kolaps, bisa bertahan, dan minimal tidak ada PHK.

Sehingga ketika nanti pemulihan, yakni fase berikutnya, kita bisa start dengan baik karena kita sudah memberikan landasan yang kuat pada dunia usaha.

Baca: Pendaftaran Kartu Pra Kerja Gelombang I Ditutup Besok, Ikuti 3 Langkah Mudah untuk Mendaftar

Sektor bisnis apa yang saat ini paling terdampak?
Hampir semua sektor bisnis terdampak. Tapi ada juga sektor bisnis yang booming. Misal kesehatan, industri alat kesehatan, obat-obatan, farmasi, itu saat ini sedang booming. Termasuk logistik, e-commerce dan lainnya.

Tapi yang terdampak turun lebih besar. Saya kira secara langsung jasa, pariwisata dan lainnya, perdagangan termasuk. Sekarang juga mulai ke manufaktur. Praktis karena tidak ada demand, produksi dari industri juga menurun.

Kapan terakhir bertemu dengan Bu Sri Mulyani?
Sejak Bu Sri kembali ke Indonesia tahun 2016 lalu, saya membantu beliau dengan menjadi saksi ahli. Itu waktu di Mahkamah Konstitusi, karena ada judisial review undang-undang pengampunan pajak.

Setelah itu saya konsisten menjadi pengamat analis pajak, lalu beliau minta saya membantu untuk tim reformasi pajak sebagai advisor. Namun tidak bekerja dan dibayar pemerintah waktu itu, karena ini sifatnya independen.

Baca: Bea Cukai Kepulauan Riau Amankan Kapal Pengangkut Kayu Ilegal

Beberapa kali juga berinteraksi. Sampai akhirnya minggu lalu, beliau menghubungi saya untuk membantu Kementerian Keuangan, terutama dalam mengkomunikasikan kebijakan-kebijakan fiskal di masa-masa yang berat ini.

Lalu membangun sinergi kelembagaan, membangun komunikasi termasuk mendengar ataupun meminta feedback dari masyarakat. Sehingga harapannya ada masukan-masukan yang baik bagi pemerintah.

Masalah perpajakan yang krusial dalam kondisi saat ini?
Perpajakan sekarang ini memang sangat tertekan. Karena memang situasi tidak memungkinkan untuk memungut pajak dalam kondisi ekonomi turun. Tetapi ini menjadi kesempatan di mana pajak menjadi penolong.

Karena memberi stimulus dan kelonggaran pada waktu pajak supaya semua bisa bertahan dan kelak para pengusaha bisa mendapat stimulus untuk bisa tumbuh lagi.

Baca: Kisah Esti Diroatmodjo Melawan Corona di Spanyol: Jangan Bandel Keluar Rumah

Tantangan saat ini adalah mumpung sedang pandemi, kita harus membangun reformasi perpajakan yang menyeluruh. Sehingga ketika keadaan sudah normal, semua siap dan menjadi baik.

Yang penting lagi adalah karena kita sekarang itu sudah mengandalkan pembiayaan karena pajak turun itu dari pinjaman dari utang, tentu saja kita harus punya kemampuan membayar.
Cash membayar itu tentu dari pajak.

Jadi sekarang dengan menyiapkan sistem yang kuat, lalu kebijakan yang adil dan fair, kita berharap masih banyak partisipasi masyarakat ke depan. Lalu penerimaan pajak bisa optimal. Sehingga nanti kita punya kemampuan membayar utang lebih baik.

Itu yang kita harapkan termasuk membiayai pembangunan ke depan akan semakin mandiri ketika ekonomi kita sudah normal.

Baca: Fadli Zon Pertanyakan Sikap Pemerintah yang Masih Tarik Ulur Larangan Mudik di Tengah Pandemi Corona

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini