News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Harga Terjun Bebas Karena Covid-19, Pemerintah Rencanakan Beli Ayam Dari Para Peternak

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi: Warga mengantri untuk mendapatkan satu ekor ayam yang dibagikakan secara gratis oleh Asosiasi Peternak Ayam Yogyakarta (APAYO) di Alun Alun Utara, Kota Yogyakarta, Rbau (26/6/2019). APAYO membagikan sebanyak 5 ribu ekor ayam secara gratis kepada masyarakat sebagai bentuk protes karena murahnya harga jual ayam dari peternak yang berkisar diangka Rp 8 ribu per kilogram yang membuat peternak merugi. TRIBUN JOGJA/HASAN SAKRI

TRIBUNNEWS.COM, MADIUN - Mendengar kabar peternak di Jawa Timur membagi-bagikankan secara gratis ayam-ayam ternak mereka karena harganya terjun bebas, pemerintah akhirnya merespons.

Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian Pertanian (Kementan) berencana membeli ayam milik para peternak mandiri di Pulau Jawa karena harga jatuh akibat Covid-19 atau Corona.

Hal itu direncanakan setelah tim Kementan turun langsung ke Kabupaten Madiun pasca aksi bagi-bagi ayam yang dilakukan peternak di masa pandemi Covid-19 atau Corona.

Hal itu disampaikan langsung oleh, Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak Ditjen PKH Kementan, Sugiono, melalui sambungan video call pada, Sabtu (18/4/2020) kemarin sore.

Baca: Korban Covid-19 Lebih dari 10.000 Orang, Jepang Amankan Fasilitas Akomodasi Bagi Pasien Level Ringan

Baca: Fenita Arie Hingga Dhini Aminarti Hadiri Pernikahan Vebbby Palwinta Via Aplikasi Zoom

Baca: Chatbot Situs Sekretariat Kabinet Jepang Gunakan Artificial Intelligent

Baca: Update Corona di Dunia Hari Ini, 19 April 2020: Lebih dari 500 Ribu Jiwa Berhasil Disembuhkan

"Pemerintah telah melakukan stimulus keuangan terhadap produk pertanian, di antaranya ayam, jadi akan dibeli 12 juta ekor ayam, yang merupakan 20 persen dari potensi ayam yang ada di Pulau Jawa dari peternak mandiri," kata Sugiono, melalui sambungan video call.

Ia menuturkan, saat ini pihak Kementan akan berkoordinasi dengan dinas terkait di tingkat provinsi dan kabupaten di seluruh Pulau Jawa untuk melakukan pendataan peternak mandiri di masing-masing daerah.

Sedangkan untuk harga beli, akan disesuaikan dengan HPP, yakni sekitar Rp 17.500, namun hal ini masih akan dibahas lebih lanjut lagi di tingkat pusat.

"Harganya sesuai dengan HPP, sekitar Rp 17.500, tapi nanti akan dibicarakan lagi," imbuhnya.

Pada Sabtu (18/4/2020) sore, sejumlah perwakilan dari Ditjen PKH Kementan, di antaranya Humas Ditjen PKH Kementan Pebi Purwo Suseno, dan Pengawas Bibit Ternak Ditjen PKH Kementan, Beni Hermawan, serta perwakilan dari Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Dinas Peternakan Provinsi Jatim, Kusdiyarto datang ke Kabupaten Madiun.

Sebelum menemui pemilik ternak mandiri di Kabupaten Madiun, rombongan ditemui oleh Kepala Bidang Peternakan pada Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Madiun, Estu Dwi Waluyani, di kantor Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Madiun.

Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Dinas Peternakan Provinsi Jatim, Kusdiyarto, mengatakan pihaknya akan segera melakukan pendataan jumlah peternak mandiri di wilayah Jatim dan melaporkan hasilnya ke pusat.

"Kita sudah berkoordinasi dengan pusat, seperti sudah dijelaskan tadi, bahwa pemerintah membuat regulasi untuk menyerap produk ayam potong milik petani mandiri, secara nasional. Bukan untuk Madiun saja, tetapi juga daerah lain, akan kami lakukan pendataan dan kami laporkan secepatnya," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, peternak ayam di Kabupaten Madiun membagikan ribuan ayam potong kepada warga secara cuma-cuma, Kamis (16/4/2020) di sejumlah pasar.

Mereka membagikan ayam potong secara gratis lantaran harga di kandang turun drastis hingga mencapai Rp 6.000 per kilo.

"Kami benar-benar resah dan sudah tidak mampu lagi produksi kalau harga seperti sekarang.

Kami bagi di delapan titik, daripada mati di kandang, lebih baik dibagikan ke masyarakat untuk dikonsumsi. Kami tidak mampu beli pakan," kata pemilik peternakan Anugerah Farm Madiun, Yusak Dwi Prasetyo, saat ditemui di Pasar Dungus, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun, Kamis (16/4/2020) pagi.

Ia mengaku dengan harga Rp 6000 per kilogram, para peternak termasuk dirinya mengalami kerugian mencapai miliaran.

"Kerugian mencapai miliaran, dengan HPP Rp 17.000, sedangkan harga sekarang Rp 6000 per kilo, bisa dihitung sendiri kalau kami produksi Rp 15.000 per periode," katanya.

Ia mengatakan, harga ayam potong mulai mengalami penurunan sudah terjadi setelah lebaran 2019, hingga terakhir puncaknya pada bulan ini Rp 6000 per kilo

Yusak menuturkan, dengan kondisi harga seperti sekarang, banyak peternak ayam yang gulung tikar. Untuk mencapai berat 2 kg, seekor ayam bisa menghabiskan tiga kilogram pakan.

"Kalau harga pakan Rp 6.000 hingga Rp 7.000 per kilo, mereka makan 3 kg, dijual dengan harga Rp 6.000 kan rugi," pungkasnya.

Padahal, pemerintah pada Desember 2019, sudah menetapkan HPP ayam potong Rp 17.000 per kilo.

Namun, faktanya harga ayam potong jauh dari HPP tersebut, bahkan kini turun hingga Rp 6.000 per kilo.

"Kalau ini karena serapan atau daya beli turun, saya pikir tidak, karena masyarakat masih membeli daging ayam di pasar dengan harga di atas Rp 20 ribu per kilo,"imbuhnya.

Dia berharap, keluhan mereka ini dapat didengar oleh pemerintah, sehingga ada solusi yang bisa menyelamatkan para peternak ayam.

Pantauan di lokasi, tampak warga yang berada di Pasar Dungus tampak berebut mengambil ratusan ekor ayam potong yang dibawa menggunakan empat mobil pick-up.
(Rahadian Bagus)

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Respons Mengejutkan Kementrian Peternakan Setelah Peternak di Madiun Bagi-bagi Ayam Gratis

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini