News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ekonom: Harga Sembako Terkendali, Inflasi selama Ramadan dan Idul Fitri Terjaga

Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

OPERASI PASAR - Menteri Perdagangan, Agus Suparmanto, didampingi Walikota Tangerang, Arief R Wismansyah, meninjau pelaksanaan operasi pasar gula pasir di Pasar Anyar, Kota Tangerang, Sabtu (16/5/2020).. Sebanyak 24 ton gula pasir dipersipakan untuk didistrinusikan masyarakat untuk menghadapi lebaran dan Covid-19.. Dalam kesempatan itu menteri perdagangan menyempatkan diri menjual langsung masyarakat serta berkeliling pasar untuk mengecek harga kebutuhan pokok. (Warta Kota/Nur Ichsan)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Langkah pemerintah di bawah Kementerian Perdagangan (Kemendag) melakukan kebijakan pengendalian harga seperti memotong rantai distribusi, menetapkan HET (harga eceran tertinggi) untuk gula, memperbanyak pasokan ke pasar melalui kebijakan importasi, juga rutin menggelar operasi pasar di berbagai daerah, terbukti cukup berhasil menahan kenaikan harga selama ramadan bahkan jelang Idul Fitri.

Ekonom sekaligus pengajar Perbanas Institute Piter Abdullah, menjelaskan, pada ramadan dan lebaran tahun ini memang sangat berbeda dengan biasanya seiring dengan kebijakan pembatasan sosial skala besar dan juga imbauan tidak mudik.

Baca: Upaya Penghematan Ongkos Produksi, Renault Bakal Pangkas 5.000 Karyawan Pada 2024

Baca: Tanggapi Kabar Mall akan Buka Pada 5 Juni, Anies Baswedan Membantah, Singgung soal Perpanjang PSBB

“Tekanan inflasi selama wabah ini memang tidak cukup besar, terutama bila dibandingkan dengan kondisi normal,” ucap Piter dalam keterangannya, Selasa (26/5).

Menurut Piter, jika dibandingkan hari-hari biasa, memang seminggu sebelum Idul Fitri terdapat kenaikan permintaan terhadap berbagai kebutuhan sembako dibandingkan kondisi normal, namun jauh sekali lebih rendah.

Karena itu, dengan permintaan yang jauh lebih rendah, sementara pasokan atau supply bahan pokok atau sembako dijaga oleh pemerintah, maka inflasi lebih stabil.

“Tidak ada lonjakan inflasi yang terlalu besar,” ucap Piter.

Ia menjelaskan, fenomena inflasi di indonesia utamanya adalah fenomena supply termasuk di antaranya adalah permasalahan distribusi. Panjangnya rantai distribusi dan adanya pihak yang bermain, seringkali mengakibatkan kegagalan pasar, harga mengalami kenaikan yang tidak wajar.

Menurut Piter, persoalan itu perlu terus diperbaiki dan wabah Covid-19 seharusnya bisa menjadi momentum.

“Sekarang sudah banyak gerakan yang mempertemukan supply dan demand. Bagaimana kita bisa belanja langsung ke petani secara online. Gerakan ini bisa menjadi bagian dari new normal yang akan mengurangi kegagalan pasar. Dengan demikian inflasi kita ke depan bisa lebih stabil,” ucap Piter.

Kebijakan pemerintah sinergi dengan kalangan industri, beras dan gula tidak akan langka, pasokan cukup, permintaan tidak mengalami lonjakan. Dengan pemanfaatan jaringan online, rantai distribusi justru relatif terpangkas dan mendorong harga lebih rendah.

“Semua faktor terkait supply dan demand barang-barang pangan terutama menjelang ramadan dan lebaran ini saya kira sangat dipahami oleh pemerintah,” tegasnya.

Menteri Perdagangan Agus Suparmanto memastikan, pemerintah terus menjaga pasokan, sekaligus menstabilkan harga bahan pokok.

Misal, untuk memenuhi stok bawang diterbitkan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 27 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 44 Tahun 2019 tentang Ketentuan Impor Produk Hortikultura. Melalui beleid izin impor komoditas bawang putih dan bawang bombai dipermudah.

Kemendag juga bekerja sama dengan Satgas Pangan juga dinas-dinas terkait di seluruh kota Indonesia untuk memastikan pasokan maupun stabilisasi harga. Melalui pemantauan pasar yang rutin dilaksanakan Kemendag, diharapkan harga bahan pokok akan terus terkendali khususnya di daerah-daerah di seluruh Indonesia.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini