TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Kamis(11/6) ditutup minus 1,34 persen atau 65,93 poin ke level 4.857,75. Saham-saham sektor aneka industri
minus 2,09 persen dan keuangan minus 1,99 persen menjadi kontributor utama pelemahan
IHSG.
Analis Reliance Sekuritas Lanjar Nafi mengatakan, saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) kembali ambruk terparah dengan minus 6,86 persen atau menyentuh batas auto reject bawah (ARB). Kemudian, disusul PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) tercatat minus 5,96 persen dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) minus 4,58 persen.
"BBNI, BBTN, dan BMRI masih menjadi penekan disaat spekulasi akuisisi Bank Bukopin naik
ke permukaan," ujarnya.
Naiknya isu tersebut, kata Lanjar, setelah rencana pemerintah yang akan mengakuisisi bank bermasalah melalui bank BUMN besar. Disisi lain, dia menambahkan, investor asing juga kembali tercatat melakukan aksi jual bersih sebesar Rp 247,95 miliar pada kemarin.
Baca: Spekulasi Akuisisi Bukopin Bikin Saham Bank BUMN Ambruk Lagi, BBNI Terparah
"Saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), BBNI dan PT Unilever Indonesia Tbk
(UNVR) menjadi top net sell value," kata Lanjar.
Awal mula ambruknya saham Bank BUMN terjadi sehari sebelumnya.
Baca: Bank Mandiri Perkirakan Tiga Sektor Ini Sulit Bangkit Jika Pandemi Covid-19 Selesai
Saham-saham big cap menjadi pemberat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Saham perbankan milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tercatat membebani laju IHSG.
Antara lain PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) minus 5,61 persen dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) minus lebih dalam minus 6,92 persen hingga menyentuh batas auto reject bawah (ARB).
Baca: Skandal Pernikahan Aneh Ini Akhirnya Terkuak, Sang Pria Tertipu Mempelai Wanita Jadi-jadian
Lanjar Nafi menjelaskan, mayoritas saham-saham perbankan hari ini turun signifikan atau ambruk setelah adanya spekulasi M&A bank bermasalah hingga terimbas pernyataan Menteri
BUMN Erick Thohir.
Baca: Fakta Sebenarnya di Balik Kisah Viral 5 Bocah Minta Diadopsi, Orang Tua Meninggal Akibat Covid-19
"Isu tersebut timbul setelah Menteri BUMN Erick Thohir akan memangkas jumlah BUMN menjadi 70 hingga 80 perusahaan," ujarnya.
Menurutnya, dengan tingkat LDR tersebut maka dikhawatirkan penarikan dana nasabah akan
terganggu, terutama dalam jumlah besar. "Peningkatan LDR bank ini tidak lepas dari dampak
Covid-19," ungkap Lanjar.
Baca: Kasus Corona Melonjak, Jubir Istana Fajroel Rachman: Belum Sampai 20 Ribu, Nggak Sampai Seperti Itu
Sementara itu, rencana pengambilalihan sebagian saham PT Bank Bukopin Tbk terus bergulir.
Setelah sempat dikabarkan, Bank BUMN tertarik mencaplok saham bank bersandi BBKP
tersebut, kini Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan bahwa pihaknya telah menerima pernyataan dari Kookmin Bank.
Grup finansial terbesar di Korea Selatan itu memang saat ini memiliki 22% saham di Bank Bukopin. OJK menyatakan Kookmin telah siap menjadi pemegang saham pengendali tunggal (PSPT) dengan mengambil alih kepemilikan sekurang-kurangnya 51% saham di Bank Bukopin.
“Otoritas Jasa Keuangan telah menerima pernyataan Kookmin Bank, grup finansial terbesar di Korea Selatan, yang saat ini memiliki 22% saham Bank Bukopin telah siap menjadi Pemegang Saham Pengendali Tunggal (PSPT) dengan mengambil alih kepemilikan sekurang-kurangnya 51% saham Bank Bukopin,” ujar Deputi Komisioner Humas dan Logistik OJK Anto Prabowo.
Sekadar informasi saja, Kookmin Bank yang saat ini tercatat sebagai peringkat 10 besar Bank di Asia, dengan total aset per 31 Desember 2019 mencapai sebesar Rp 4.675 triliun, akan memperkuat permodalan bank, mendukung likuiditas dan pengembangan bisnis bank di Indonesia.
Kookmin Bank saat ini telah menyediakan sejumlah dana di escrow account untuk menjadi pemegang saham pengendali dalam memperkuat permodalan dan likuiditas Bank Bukopin.
OJK menyebut pihaknya menyambut baik dan mendukung rencana Kookmin Bank yang akan memperkuat permodalan dan tata kelola Bank Bukopin, termasuk melibatkan tim yang profesional untuk mendukung inisiatif peningkatan bisnis.
Hal tersebut mencerminkan kepercayaan investor terhadap kinerja industri perbankan dan prospek perekonomian nasional.
Berdasarkan laporan keuangan Bukopin per kuartal I-2020, posisi rasio kecukupan modal atau
capital adequacy ratio (CAR) di level 12,59%. Posisi CAR ini relatif mepet dengan batas minimum permodalan yang ditetapkan oleh otoritas perbankan dalam negeri yang di kisaran 8-12%.
Lagi pula, posisi rasio permodalan Bukopin itu turun dibanding dengan level 13,29% pada tahun
sebelumnya. Nah, untuk memenuhi kebutuhan modal, sejak tahun lalu Bukopin sudah merancang untuk menggelar Penawaran Umum Terbatas (PUT) V atau rights issue.
Kabarnya, Bukopin juga sudah menyiapkan calon pembeli siaga dalam rights issue tersebut. Guna menghelat rencana ini, 18 Juni 2020, Bukopin akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).(Tribun Network/ktn/van/wly)