Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti menyampaikan bahwa BI siap untuk melakukan burden sharing atau berbagi beban penyelamatan ekonomi dengan pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
Burden sharing ini terkait pendanaan terhadap program penyelamatan ekonomi pasca dilanda pandemi virus corona (Covid-19).
Menurutnya, pembahasan terkait rencana ini pun masih terus dilakukan dan memang berlangsung cukup 'rumit'.
Pernyataan itu disampaikannya dalam webinar bertajuk 'Perlukah Helicopter Money Saat Krisis Covid-19?', yang digelar Kamis (25/6/2020) malam.
Baca: Hindari PHK Jadi Alasan Mendag Putar Roda Ekonomi di Mal
Baca: Pusat Investasi Pemerintah Salurkan Rp 400 Miliar Lewat Pegadaian untuk Pemulihan Ekonomi Nasional
Baca: Ekonomi Dunia Semrawut, Nora Alexandra Justru Pamer Rezeki Melimpah Bak Air Ngalir di Tengah Pandemi
"Ya, nanti biasa begitu, insya Allah semua lancar lah, berdoalah, kita semua pasti ingin yang terbaik untuk bangsa dan negara kita," ujar Destry.
Terkait kesepakatan antara Bank Sentral dan pemerintah ini, ia enggan menjelaskan lebih lanjut.
Namun dirinya memastikan bahwa pembahasan masih terus dilakukan dan nyaris memasuki tahapan finalisasi.
"(Pembahasan) sudah hampir final kok," kata Destry.
Ia menilai bahwa langkah ini harus dilakukan, karena pemerintah tidak bisa 'berjalan sendiri' dalam menanggung beban terkait besarnya kebutuhan pembiayaan dalam memulihkan ekonomi pasca pandemi.
"Pasti ada (momen) bagaimana pemerintah dan Bank Indonesia bersama-sama," jelas Destry.
Namun Destry kembali menekankan bahwa BI akan tetap menempatkan fungsinya sebagai lembaga independen.
Ini untuk menjaga kepercayaan para investor, sehingga di satu sisi BI bisa bekerja sama dengan pemerintah untuk berbagi beban penyelamatan ekonomi, dan di sisi lain juga tetap menjaga tugas dan fungsinya.
"Jadi, market tidak semena-mena karena semuanya terukur," pungkas Destry.