News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Dirut Garuda Yakin Sirkulasi Udara di Pesawat Bisa Cegah Penularan Corona

Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, Irfan Setiaputra, membenarkan pihaknya sempat kebobolan dengan menerbangkan penumpang yang ternyata positif Covid-19.

Berdasarkan hasil temuan tersebut, Irfan langsung melakukan kajian lebih lanjut mengenai potensi penyebaran virus di dalam kabin pesawat.

"Kami memang ada 1-2 kasus ternyata ada penumpang dinyatakan positif (Covid-19)," ujarnya dalam gelaran Rapat Dengar Pendapat Komisi X DPR RI, Selasa (7/7/2020).

Meskipun demikian, Irfan meyakini dengan sistem sirkulasi udara yang terdapat di dalam pesawat, penyebaran virus tidak akan terjadi.

Irfan menjelaskan, pesawat memiliki sistem penyaringan partikel yang kuat atau High-Efficiency Particulate Air (HEPA). Sistem tersebut berfungsi untuk menyampurkan udara bersih dengan yang tersedia di dalam kabin pesawat.

"Jadi, enggak seperti di sini jauh lebih aman di pesawat, karena kami ada sistem HEPA yang menyaring virus dan bakteri dipanaskan, dimatikan, diputar lagi, udara bersih mestinya secara teori tidak terjadi persebaran," tuturnya, seperti dilansir dari Kompas.com dalam artikel "Bos Garuda Yakin Sirkulasi Udara di Pesawat Cegah Penularan Covid-19".

Namun, Irfan memastikan, pihaknya akan melakukan kajian lebih lanjut mengenai teori yang ia miliki tersebut.

Menurutnya, apabila memang dalam satu pesawat terdapat penumpang berstatus positif Covid-19, dan penumpang lain tidak terpapar, maka hal tersebut bisa memberikan kepercayaan lebih dari masyarakat kepada moda transportasi udara.

"Akan jauh lebih menarik ketika terbukti itu tidak tersebar, ini lah yang ingin kami komunikasikan ke publik," ucapnya.

Pensiun Dini

Garuda Indonesia menawarkan opsi pensiun dini untuk karyawannya, sebagai langkah untuk tetap bisa beratahan di tengah wabah Covid-19.

Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, mengatakan bahwa opsi ini bersifat sukarela dan tidak ada paksaan terhadap karyawan.

Irfan juga menyebutkan, ada klasifikasi umur dalam penawaran opsi pensiun dini ini. Menurutnya opsi ini ditawarkan kepada karyawan yang berumur 45 tahun ke atas.

"Kami tawarkan secara sukarela, dan tawaran ini tentunya sesuai aturan main yang ada di perusahaan," kata Irfan.

Irfan juga mengatakan, untuk yang mengambil opsi pensiun akan mendapatkan tambahan bonus dari perusahaan di luar kesepakatan pensiun dini yang diberikan kepada karyawan.

Baca: Lion Air Pangkas 2.600 Karyawan, Putuskan Tak Perpanjang Kontrak hingga Bantah Berhenti Beroperasi

"Kami beberapa waktu lalu telah melakukan percepatan masa kontrak karyawan bukan tetap, untuk keberlangsungan karyawan," ucap Irfan.

Baca: Maskapai asal Australia Qantas akan PHK Ribuan Pegawainya

Selain itu, lanjut Irfan, perusahaan juga memilih opsi untuk merumahkan karyawan karena jadwal penerbangan yang berkurang.

"Merumahkan karyawan ini bukanlah Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), melainkan dirumahkan dalam artian masih menjadi karyawan Garuda Indonesia. Tetapi diistirahatkan di rumah, saat kondisi sudah mulai membaik akan kita prioritaskan untuk kembali," kata Irfan.

Menurut Irfan, pihaknya sangat menghindari PHK dan itu menjadi opsi terakhir yang diambil perusahaan.

"Untuk karyawan yang dipercepat kontraknya. Perusahaan tetap menjalankan kewajibannya kepada karyawan, yaitu menyelesaikan pembayaran sampai masa kontraknya habis," ucap Irfan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini