Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan Zulkifli Hasan mengungkap kemungkinan Indonesia tidak akan lagi impor beras pada tahun depan.
Pria yang akrab disapa Zulhas itu mulanya menjelaskan bahwa Indonesia akan surplus beras pada Maret 2025.
Pada Januari hingga Februari, Indonesia akan kekurangan beras terlebih dahulu. Hal ini dinilai wajar oleh Zulhas karena berkaitan dengan siklus musim hujan.
"Jadi memang biasa itu siklus musim hujan. Selalu kalau Januari, Februari itu puncaknya shortage, tapi Maret itu surplus banyak. Jadi kalau kebutuhan 2,5 (juta ton), biasanya Maret, April, Mei itu produksi bisa 3,5 juta ton lebih," kata Zulhas ketika ditemui di Graha Mandiri, Jakarta Pusat, Senin (11/11/2024).
Bulog juga ditargetkan memiliki stok beras sebanyak 2 juta ton hingga akhir 2024 nanti.
Baca juga: Selain Kasus Impor Gula, Pegiat Antikorupsi Juga Soroti Impor Beras, Daging Sapi, dan Kedelai
Dengan proyeksi stok beras tahun depan dan target yang diberikan kepada Bulog, ia menyebut Indonesia kemungkinan tidak akan mengimpor beras pada 2025. Kalaupun ada, jumlahnya hanya sedikit.
"Karena stok kita banyak dan cukup, kemungkinan tahun depan kita usahakan kita kejar tidak impor. Kalaupun (impor), sedikit saja," ujar Zulhas.
Impor yang sedikit itu pun juga merupakan sisa penugasan dari kuota importasi pada tahun ini.
Tahun ini, pemerintah telah mengalokasikan kuota impor sebanyak 3,6 juta ton. Saat ini, realisasinya tinggal 1 juta ton.
Dari sisa 1 juta ton itu, 150 ribu ton sudah masuk dan 500 ribu ton akan masuk bertahap hingga Desember nanti.
Jadi, masih ada sisa 350 ribu ton beras impor yang akan masuk pada tahun depan, dari sisa importasi pada tahun ini.
"Sisanya sedikit. Jadi bukan impor baru. Tinggal 300an ribu ton. Jadi bukan baru," ucap Zulhas.
"Tolong ini dicatat. Ini menyelesaikan sisa yang lama. Mudah-mudahan tahun depan kita tidak impor. Mudah-mudahan," pungkasnya.