TRIBUNNEWS.COM - Seorang pengguna Twitter mengeluhkan sulitnya mencairkan polis asuransi orangtuanya. Padahal sedang sangat dibutuhkan.
Keluhan tersebut dibagikan akun @Ryandirachman, Kamis (9/7/2020) lalu.
Dalam cuitannya, akun @Ryandirachman bercerita pengalaman ibundanya yang sulit mencairkan polis asuransi pendidikan untuk sang adik. Padahal selama ini ibunya rutin membayar polis selama 17 tahun.
Namun, saat perjanjian atau polis asuransi sudah jatuh tempo dan ingin dicairkan, asuransi di perusahaan itu tidak bisa diklaim.
Alasannya perusahaan mengalami kebangkrutan atau gagal bayar.
"Nyokap gue, 17 tahun bayar Asuransi pendidikan adek gue. Nah kemaren mau cairin tuh, eh gak bisa masa, alesannya karena mereka mau collapse.. B*****t banget emang Asuransi di indonesia," tulis akun @Ryandirachman.
Namun, akun @Ryandirachman enggan menyebut nama perusahaan asuransi yang dimaksud.
Sebab perusahaan tersebut masih memiliki itikad baik dengan meminta tenggang waktu pembayaran selama tiga bulan.
"Gue gak akan mention kantor asuransinya apa namanya, soalnya mereka masih ada itikad baik, katanya sih minta tenggat waktu 3 bulan buat pencairan," jelasnya.
Akun @Ryandirachman semakin sakit hati ketika mengingat ibunya sudah rela membayar premi selama 17 tahun.
Baca: Asuransi Kesehatan Menyeluruh dan Terjangkau Jadi Kebutuhan Utama di Masa Pandemi
Menurut akun @Ryandirachman, premi sebesar Rp 250 ribu per bulan yang dibayarkan, tiba-tiba lenyap saat ingin dicairkan.
Padahal dana tersebut sengaja dikumpulkan demi memenuhi masa depan pendidikan sang adik.
Akun @ryandirachman bersikukuh terus memperjuangan dana asuransi pendidikan milik adiknya.
Setelah mengalami kejadian pahit ini, akun @Ryandirachman memberikan pesan kepada para pembaca dalam utasnya.
Ia mengatakan, agar dana pendidikan anak sebaiknya menggunakan investasi lain.
Pun untuk asuransi kesehatan, dapat memakai asuransi fasilitas dari kantor atau BPJS.
Baca: Langkah Manajemen PSIS Semarang Jaga Kesehatan Pemain, Gandeng Asuransi Kesehatan Jadi Opsi
"Hikmah yang gue ambil dari kejadian ini adalah, sampai kapanpun gue gak akan percaya sama yang namanya pemerasan berkedok ‘Asuransi’."
"Untuk pendidikan anak sebaiknya gunakan instrumen investasi lain, untuk kesehatan manfaatkan asuransi dari kantor atau BPJS aja yang wajib," paparnya.
Saat dikonfirmasi, pemilik akun @Ryandirachman membenarkan peristiwa yang dialami ibundanya.
Kejadian bermula saat polis asuransi sang ibu sudah jatuh tempo.
Namun, perusahaan asuransi menolak untuk mencairkan dana karena bangkrut.
"Katanya sih mau jual asset dulu, jadi ibu saya dikasih nomor antrean dan disuruh menunggu 3 bulan," papar pemilik akun tersebut kepada Tribunnews, Minggu (12/7/2020).
Baca: Ingin Beli Produk Asuransi? Pahami dengan Baik Manfaat dan Risikonya
Di sisi lain, pemilik akun @Ryandirachman mengatakan, sang ibu pernah melakukan pencairan premi asuransi sebelumnya.
Namun, ia kurang mengetahui seperti apa lebih jelasnya.
"Pokoknya sisa yang terakhir ini belum," tegasnya.
Terakhir, @Ryandirachman memberi pesan kepada warganet untuk berhati-hati dalam memilih Asuransi.
Hingga Minggu (12/7/2020), utas milik @Ryandirachman menjadi viral.
Cuitannya mendapat 20 ribu kali komentar dan disukai 64 ribu kali oleh warganet di jagat Twitter.
(Tribunnews.com/Maliana)