News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pandemi dan Rencana Merger Dinilai Bisa Jadi Momentum Penguatan Ekonomi Syariah Nasional

Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anggota Komisi XI DPR RI Mukhamad Misbakhun.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rencana merger bank syariah BUMN disebut bisa menjadi langkah yang tepat dalam rangka penguatan ekonomi syariah di Indonesia.

Kondisi pandemi Covid-19 yang sedang melanda Indonesia dianggap bisa menjadi momentum bagi perbankan syariah di Indonesia untuk melakukan konsolidasi dan bekerja bersama secara nyata.

Hal ini dikatakan oleh Anggota Komisi XI DPR RI dari fraksi Golkar, Mukhamad Misbakhun.

Baca: Pengamat: Merger Bank Syariah Perkuat Daya Saing

Baca: Dukung Wacana Erick Thohir, Komisi VIII DPR: Merger Bank Syariah Tumbuhkan Kepercayaan Masyarakat

Ia mengatakan bahwa merger bank syariah BUMN akan membuat kinerja perbankan syariah akan menjadi lebih baik dan efisien dengan indikator peningkatan market share perbankan syariah di Indonesia.

“Dalam pandangan saya, upaya merger semua bank syariah BUMN adalah upaya konsolidasi yang bagus dalam posisi saat ini, di mana pemerintah sebagai pemegang saham harus melakukan konsolidasi semua lini bisnis berdasarkan core competence sesuai lini dan bidang usaha untuk mencapai kinerja yang bagus dan efisien,” kata Misbakhun, Kamis (16/7/2020).

Selain itu, Misbakhun juga menyatakan bahwa Pandemi Covid-19 bisa momentum untuk konsolidasi bank-bank syariah BUMN.

Karena dalam kondisi perekonomian yang tidak menentu seperti sekarang, mereka dapat bekerja secara maksimal dalam membantu perekonomian nasional dengan konsep bagi hasil yang diterapkan oleh perbankan syariah dianggap bisa memberikan manfaat untuk semua pihak, baik perbankan dan masyarakat.

“Momentum pandemi Covid19 adalah saat yang tepat untuk melakukan upaya konsolidasi itu mengingat kondisi sektor keuangan dan perbankan mengalami situasi yang berat dan harus ada upaya yang sungguh-sungguh dan nyata,” sebutnya.

Dengan penetrasi perbankan syariah di Indonesia memang masih sangat kecil bila dibandingkan perbankan konvensional.

Saat ini market share perbankan syariah masih di kisaran 6 persen.

Pembiayaan atau kredit di 6,38 persen, di dana pihak ketiga atau dana masyarakat yang berhasil dihimpun di kisaran 6,7 persen.

Dari sisi aset, total aset seluruh bank syariah itu baru Rp 537 triliun, sedangkan perbankan konven total asetnya sudah di angka Rp 8.402 triliun.

Misbakhun melihat adanya peluang bagi perbankan syariah untuk terus tumbuh, apalagi dari sisi pertumbuhan aset perbankan syariah selalu di angka 2 digit tiap tahunnya.

“Dengan adanya penggabungan semua bank syariah milik BUMN maka diharapkan adanya bank syariah BUMN yang tunggal akan memperkuat industri perbankan syariah dan makin memperkuat pembiyaan ekonomi berbasis syariah di Indonesia,” pungkasnya.

Sebelumnya, rencana merger bank syariah BUMN digulirkan oleh menteri BUMN Erick Thohir.

Erick menyampaikan, dengan bergabungnya bank-bank syariah BUMN akan membuka opsi-opsi pendanaan yang lebih luas di dalam negeri. Merger ini akan dilakukan rencananya pada kuartal pertama 2021

"Untuk beberapa bank, kita juga sedang kaji, bank-bank syariah ini jadi satu. Insya Allah Februari tahun depan jadi satu, Bank Syariah Mandiri, BRI Syariah dan BNI Syariah supaya juga ada opsi-opsi pendanaan bagi yang percaya bisnis syariah," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini