TRIBUNNEWS.COM – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot ditutup menguat ke Rp 14.580 per dolar AS, Kamis (23/7/2020).
Berdasarkan data Bloomberg, posisi rupiah menguat 0,48 persen dari penutupan kamarin, Rabu (22/7/2020) yakni Rp 14.650 per dolar AS.
Adapun kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah berada pada level Rp 14.669 per dolar AS.
Hingga pukul 15.00 WIB, mayoritas mata uang di kawasan berada di zona positif, sebagaimana dikutip Tribunnews.com dari Kontan.co.id.
Misalnya dolar Singapura berada tepat di bawah rupiah setelah naik 0,17%.
Disusul, yuan China yang menguat 0,04% dan dolar Hong Kong naik 0,01%.
Yen Jepang terapresiasi 0,009% serta dolar Taiwan yang menguat 0,007%.
Rupee India pun melengkapi mata uang yang menguat setelah naik tipis 0,005% terhadap dolar AS.
Sementara itu, won Korea Selatan tetap menjadi mata uang dengan pelemahan terdalam setelah turun 0,19%.
Selanjunya, ada baht Thailand yang koreksi 0,11%, sedangkan ringgit Malaysia dan peso Filipina sama-sama melemah tipis 0,02%.
Kepala Riset dan Edukasi PT Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra memproyekasikan nilai tukar rupiah hari akan mengalami tekanan seiring memanasnya hubungan antara China dan AS.
Hal ini terjadi setelah AS meminta China untuk menutup kantor konsulatnya di Houston.
“Meningkatnya ketegangan hubungan AS dan China karena AS meminta penutupan konsulat China di Houston, menjadi indikasi yang akan mendorong pelemahan nilai tukar emerging market terhadap dollar AS,” kata Ariston kepada Kompas.com.
Di sisi lain, pasar juga masih khawatir mengenai penularan virus Covid-19 yang masih terus menunjukkan peningkatan jumlah kasus.