Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hari Darmawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB), Ahmad Syarifudin, mengatakan pencemaran udara dapat merugikan sektor pariwisata Indonesia.
Menurut Ahmad, pencemaran udara akibat bahan bakar minyak (BBM) kotor bisa mengancam industri pariwisata dari negara maju.
Baca: Pertamina Diskon Harga Pertalite Agar Masyarakat Tinggalkan BBM Premium, Berlaku di Provinsi Ini
Baca: BBM Premium dan Pertalite Bakal Dihapus, Ini Komentar APM
"Hal ini karena wisatawan dari negara maju, sangat peduli dalam pengendalian pencemaran udara," ucap Ahmad dalam diskusi online, Jumat (24/7/2020).
Kemudian Ahmad juga menjelaskan, pencemaran udara dapat merugikan banyak hal seperti perubahan iklim, terjadinya hujan asam, hingga masalah kesehatan.
Sumber pencemaran udara, lanjut Ahmad, terdiri dari banyak hal seperti transportasi, industri atau perhotelan, proses konstruksi serta pengelolaan sampah.
"Pada transportasi yang mempengaruhi pencemaran udara adalah gas emisi yang dikeluarkan, terlebih lagi apabila BBM-nya berkualitas rendah," ujar Ahmad.
Mobil pribadi, menurut Ahmad, bila menggunakan BBM kualitas rendah dengan RON 88 akan mengeluarkan emisi yang cukup tinggi.
Berbeda apabila menggunakan BBM berkualitas, dengan RON 94.
"Mobil dengan penggunaan BBM kualitas rendah ini, akan menjadi sumber pencemaran udara yang bergerak setiap hari," ujar Ahmad.
Maka dari itu, Ahmad menyebutkan, agar dapat mengurangi pencemaran udara harus ada peraturan tegas untuk BBM ini agar yang digunakan masyarakat hanya BBM berkualitas bagus.